Video : KBNS, Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana

Video : KBNS, Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana
Program KBNS hadir untuk mendukung perekonomian/industri dalam negeri dengan menyediakan kendaraan niaga dengan harga terjangkau, sehingga lebih enteng di kantong untuk menjalankan roda perekonomian.
 

Jejak langkah nasionalisasi dalam industri otomotif Indonesia salah satunya tercetus pada tahun 70-an. Salah satunya kehadiran program Kendaraan Bermotor Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) di era 70-an.

Tujuannya untuk mendukung perekonomian/industri dalam negeri dengan menyediakan kendaraan niaga dengan harga terjangkau, sehingga lebih enteng di kantong untuk menjalankan roda perekonomian.

Gagasan pemerintah ini pun disambut dengan berbagai realisasi wujud dari KBNS yang digagas oleh masing-masing pabrikan di tanah air saat itu

Setidaknya terdapat empat merek yang tampil dengan produk berlabelkan KBNS yakni Datsun Sena, Morina, VW Mitra dan Toyota Kijang.

Datsun menjadi pelopor KBNS dengan Sena yang mulai diluncurkan pada 1974 di bawah asuhan PT Indokaya, sebagai pemegang merek Datsun di Indonesia saat itu.

Mobil ini mengambil basis dari Basic Utility Vehicle (BUV) yang dikembangkan di Thailand dengan kode Datsun AX1200. Sedangkan sparepart dicomot dari berbagai peranti mobil Datsun lainnya.

Konon Sena tidak bisa bertahan karena punya desain yang kurang menarik, walaupun unggul dari segi daya angkut yang besar. Kiprahnya rampung pada 1980 karena kalah bersaing dengan Toyota Kijang.

VW Mitra tercatat sebagai KBNS kedua. Mobil ini punya bentuk serupa VW kombi namun posisi mesin di depan berpenggerak roda depan.

Mitra digawangi oleh PT Garuda Mataram sebagai penyedia mesin, drivetrain dan juga cangkang kabin , sedangkan PT Pindad didapuk untuk menyediakan sasis.

Proyek Mitra ini menggunakan VW EA 489 basis Transporter, yang bisa diaplikasikan menjadi kendaraan niaga yang fleksibel.

VW Mitra gagal memikat hati masyarakat karena kualitas kendaaraan yang tidak memuaskan dan tidak memenuhi standar. Hampir sebagian besar Mitra dijual sebagai kendaraan karoseri baik itu pikap ataupun versi stationwagonnya.

Kiprahnya rontok di 1978 dengan produksi hanya 900 unit selama kurun waktu peredarannya.

Morina atau Mobil Rakyat Indonesia mulai debutnya pada 1976. PT Garmak Motor menjadi gawangnya  dan PT Garuda Diesel sebagai sebagai distributornya.

Morina merupakan bagian dari program Basic Transport Vehicle (BTV) milik General Motor yang  hadir membonceng program KBNS.

Dalam perjalannya Morina tak semulus dambaan, mobil ini digoyang isu tentang kualitas, desain, durabilitas dan juga layanan purnajual yang kurang memuaskan. Alhasil pada 1979 penjualannya terpaksa stop dengan angka produksi di bawah 1000 unit. Ironinya proyek BTV di dunia milik GM pun rontok setahun kemudian.

Pemain terakhir adalah Toyota Kijang. Mobil ini pertama kali dipamerkan pada 1975 dan mulai debutnya pada 1977.

Dari desain Kijang lebih bisa dicerna dengan baik, walau kondisinya jauh dari kata mewah, lantaran tidak dilengkapi dengan jendela dan juga handel pintu di bagian luar.

Dari semua KBNS yang ada Kijanglah yang selalu mendapatkan nilai yang menggembirakan. Produk ini bukanlah yang paling murah, namun mampu menyesuaikan dengan keinginan pasar saat itu.

Generasi Kijang pertama ini bertahan hingga 1981 berganti dengan kehadiran Kijang Generasi II yang lebih modern dan nyaman.