Armada Transjakarta Makin Sering Laka Tabrak Separator Jalan, Ada Apa?

Armada Transjakarta Makin Sering Laka Tabrak Separator Jalan, Ada Apa?
Bus Transjakarta berwarna biru bermesin Mercedes-Benz OH 1626 versus sebuah truk di depan SPBU Pertamina di Jalan Warung Jati Barat Jakarta Selatan
 

Armada bus Transjakarta belakangan makin sering mengalami kecelakaan lalu lintas di koridor yang dilaluinya. Misalnya, kecelakaan fatal satu armada  Transjakarta berwarna biru bermesin Mercedes-Benz OH 1626 versus sebuah truk di depan SPBU Pertamina di Jalan Warung Jati Barat Jakarta Selatan, arah ke Mampang pada Kamis dinihari, 4 Oktober 2018 lalu.

Lalu, Kamis kemarin, 11 Oktober 2018, sebuah bus Transjakarta, Volvo B11R rusak parah di bagian depannya setelah menghajar beton separator di kolong flyover. Sebelumnya, pada 20 September 2018, sebuah bus Minitrans berukuran medium dengan plat nomor B 7558 TAA terguling akibat mengalami kecelakaan tunggal setelah bus melaju kencang dari turunan di perempatan Mampang. Bus terguling di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan,di depan Kantor Ditjen Pajak. Beberapa orang mengalami luka.

Armada bus Transjakarta Volvo B11R yang menabrak separator jalan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, sebagian kecelakaan memang terjadi karena kelalaian pengemudi Transjakarta yang mengabaikan aturan perusahaan.

Misalnya mengemudikan bus agak ugal-ugalan, melebihi batas kecepatan maksimum yang ditentukan. Namun, Budi menegaskan, mayoritas penyebab laka bus Transjakarta selama ini adalah pihak ketiga. Yakni para pengguna jalan lain yang kurang hati-hati saat melintas di jalur yang bersinggungan dengan jalur Transjakarta.

Misalnya, aksi menyerobot jalur, menyeberang jalur busway, tidak hati-hati saat memutar arah di jalur busway dan sebagainya. "Jadi kecelakaan bus Transjakarta selama ini paling banyak karena orang lain," kata Budi Kaliwono kepada awak media, Kamis (11/10/2018).

Laka Transjakarta vs truk di depan SPBU Pertamina Jl. Warung Jati Barat Jakarta Selatan.

Budi mencontohkan aksi memutar arah pengendara motor di jalur busway. Saat mereka memotong jalur busway untuk berputar arah, sering tidak memperhatikan apakah jalur tersebut sedang kosong dari bus Transjakarta yang melintas atau tidak.

Kasus semacam ini antara lain kerap ditemukan di jalur memutar arah di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Ada pesepeda motor yang memutar arah saat lampu lalu lintas menyala merah. "Jadi kejadian (bus Transjakarta menabrak beton separator) semacam itu bukan disebabkan oleh kelalaian supirnya, tapi karena dia ingin menghindar. Jadi bukan kecelakaan tunggal," ungkap Budi Kaliwono.