Kaca Double Glass Rentan Pecah Sendiri?

Kaca Double Glass Rentan Pecah Sendiri?
Jika satu sisi pecah maka semua bagian kaca depan harus diturunkan
 

Hingga saat ini desain bus di Indonesia ada dua ‘model’ yang popular, umumnya disebut “single glass” dan “double glass”. Untuk model pertama bisa disebut sebagai gaya yang konvensional, muncul di medio 2015 model kaca ganda mendapatkan pamor yang luar biasa. Sering disebut sebagai terobosan desain bus terkini waktu itu.

Seperti desain kaca tunggal, desain kaca ganda bisa diadopsi untuk bus ukuran sedang maupun ukuran besar. Dari sisi konstruksi bus secara keseluruhan, desain kaca depan ganda proses penguatan untuk area seputaran ‘bonnet’ dan ‘pilar A’ dari bus. Hal ini ditujukan memperkuat konstruksi bagian depan bus, terutama terhadap potensi jika terjadi benturan. Secara kasat mata hal itu terlihat dari adanya pilar yang melintang untuk memisahkan posisi kaca bagian atas bagian bawah.

Pilar yang melintang itu acap juga disebut sebagai ‘bando’. Dari sisi perbaikan, jika terjadi benturan pada bagian depan bus akan lebih ‘murah’ karena akan hanya mengganti satu bagian kaca saja yaitu bagian bawah atau atas. “Namun tidak semudah itu juga prosesnya dalam pengerjaan perbaikan,” buka Kurnia Lesani Adnan, petinggi PO Siliwang Antar Nusa (SAN).

Ditemui langsung beberapa waktu lalu (6/7) di kawasan Ungaran, Jawa Tangah, Sani begitu panggilan Kurnia Lesani Adnan, menyebutkan bahwa jika yang pecah adalah kaca bagian bawah maka ‘bando’ akan juga dilepas. Kalau sudah begitu kaca bagian atas lebih aman akan ikut diturunkan sementara waktu. “Proses ini sebenarnya akan memakan waktu yang tidak singkat, termasuk lumayan rumit,” tambah Sani.

 

Konstruksi kaca ganda tidak sesederhana kaca tunggal

Sani mengamini juga bahwa kaca ganda untuk bagian depan bus memang terlihat lebih menarik dari sudut estetika. Namun berdasarkan pengalaman dirinya sejauh ini, desain tersebut ‘agak dikeluhkan’ oleh penumpang karena suduat pandang mereka terkurangi. “Penumpang naik bus kan juga buat menikmati pemandangan ke bagian depan dari bus dari dalam,” ujarnya sambil tersenyum.

Sejurus kemudian diterangkannya lagi bahwa pemakaian kaca ganda ternyata beberapa kali menimbulkan kendala tanpa ada adanya benturan. “Bus itu kalau berjalan kan sebenarnya bodi dan sasisnya mengalami gejala ‘twisting’. Terlebih ketika sering lewat jalur berliku, ada kejadian dimana kaca depan retak sendiri.”

Kalau sudah begitu, mau tidak mau pihaknya akan segera mengganti kaca yang mengalami retak tadi untuk diganti yang baru. Sebab jika dibiarkan sangat berpotensi dimana retakan tadi akan malah membuat kaca pecah secara keseluruhan. Tentu saja akan menimbulkan masalah besar terutama saat bus berada ditengah perjalanan.

 Baca juga : Bagaimana Mercedes-Benz Dan Karoseri ‘Ngobrol’ Desain?

 Baca juga : Single Glass Bukan Sekadar Estetika Desain, Tetapi Berdasarkan Masukan Konsumen