Perjalanan Suzuki Carry Di Indonesia, Awalnya Dari Cengkeh Manado

Perjalanan Suzuki Carry Di Indonesia, Awalnya Dari Cengkeh Manado
Ada kisah menarik dari awal kehadiran Suzuki Carry, sehingga kini menjadi andalan di Indonesia.
 

50 tahun tentu bukan waktu yang singkat bagi sebuah produk. Hal ini juga berlaku di dunia otomotif. Hanya ada beberapa yang bertahan dalam kurun waktu tersebut dan Suzuki Carry menjadi salah satunya.

Ada kisah menarik dari awal kehadiran Suzuki Carry, sehingga kini menjadi andalan di Indonesia. Karena awal kehadiran Carry justru bukan mengincar segmen dalam kota dengan peluncuran di Jakarta. Namun justru dipakai lebih dulu di daerah.

"Selama 50 tahun di Indonesia, mobil Suzuki diperkenalkan di Indonesia melalui awalnya dengan Suzuki Carry, dijual di Manado sekitar tahun 1970-an, untuk membantu para petani di sana," kata Donny Saputra, Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales.

Saat itu Carry ditawarkan sebagai kendaraan pengangkut cengkeh dari perkebunan di kampung menuju ke kota. Bahkan kesuksesan petani cengkeh di sana bisa diukur dari kepemilikan Carry.

Penetrasi pasar yang mengincar daerah membuat Carry makin dikenal oleh konsumen di pelosok dan merambah ke kota. Sukses dengan model ST10 yang diimpor utuh dari Jepang, hadirlah Carry model ST20 yang juga dikenal sebagai 'Truntung'.

Model ini jadi tonggak sejarah sebagai produksi pertama dari PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) di Indonesia. Selain sebagai kendaraan niaga pengangkut barang, Suzuki Truntung juga kerap dimodifikasi dengan atap dan pintu di bagian baknya untuk menjadi angkutan penumpang (angkot dan angdes).

Nama Carry juga kerap menghasilkan produk legendaris. Setelah Truntung, hadir varian lain berkode ST100 bermesin 1.000 cc. Model ini sempat beberapa kali melakukan penyegaran. Mulai lampu bulat hingga kotak.

Versi minibus dan angkot dari model ini turut menumbuhkan industri karoseri di tanah air. Bahkan jika Anda sempat mampir ke Bogor, Jawa Barat atau Padang di Sumatra Barat, tak jarang masih menemukan model ini sebagai angkot dengan modifikasi audio.

Setelah varian Carry 1.000 cc, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) kembali menghadirkan varian baru pada 1991. Kodenya SL415 tapi masyarakat Indonesia lebih familiar dengan julukan Carry Futura.

Tampilannya lebih membulat dengan dimensi yang lebih besar. Menariknya model ini memiliki kembaran yakni Mitsubishi Colt T120SS. Keduanya jadi idola pelaku bisnis saat itu.

Setelah berbagai pengembangan, termasuk penggunaan mesin G15, 1.500 cc pada 2005 di model Futura, baru pada 2011 varian Carry mendapat penyegaran. Yakni dengan peluncuran Mega Carry.

Mobil berbasis minivan Suzuki APV ini diluncurkan di pertokoan dan pergudangan Mangga Dua Square, Jakarta. Kawasan yang dirasa pihak PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) merepresentasikan konsumen Mega Carry.

Kemudian di tahun 2019 hadir generasi terbaru, New Carry Pick Up. Baru setahun dipasarkan di Indonesia, model ini langsung jadi idola. Terbukti dari kontribusinya yang meningkatkan marketshare Suzuki di segmen niaga dari 2,4 persen jadi 2,6 persen. Bahkan New Carry di saat pandemi juga jadi tulang punggung penjualan SIS di Indonesia dengan sumbangan 55 persen pada Agustus 2020.

Kesuksesan New Carry bukan hanya sebagai jagoan di pasar domestik Indonesia. Lebih dari itu, produk tersebut juga jadi andalan ekspor Suzuki Indonesia.

Terbukti pada bulan Januari hingga Mei 2020, pertumbuhan ekspor mobil CBU Suzuki lebih tinggi 22% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor juga didukung oleh kontribusi New Carry sebanyak 3.339 unit. Beberapa negara tujuannya seperti Vietnam dan Thailand. Tak heran dengan prestasinya, Suzuki Carry punya julukan cukup disegani yakni 'Rajanya Pick Up'.