Gara-gara ODOL, Isuzu Sempat Bingung Jualan Truknya

Gara-gara ODOL, Isuzu Sempat Bingung Jualan Truknya
Hal ini bahkan sempat membuat bingung prinsipal Isuzu asal Jepang dalam memasarkan produk mereka.
 

Pasar truk di Indonesia terbilang besar, namun punya karakteristik konsumen yang unik. Pasalnya pemilik truk banyak yang memaksakan kendaraannya untuk mengangkut beban lebih dari kemampuan standarnya atau over dimension over load (ODOL).

Hal ini bahkan sempat membuat bingung prinsipal Isuzu asal Jepang dalam memasarkan produk mereka. Seperti dikatakan Attias Asril, GM Marketing PT Isuzu Astra Motors Indonesia(IAMI) saat teleconfrence Jumat (13/11) lalu.

"Di indonesia pasar truknya masih suka overload dalam hal transportasi pengangkutan. Sehingga di awal-awal tahun 2000-an, prinsipal kami cukup bingung menghadapi pasar di Indonesia. Karena di negara maju nggak ada lagi overload," urai Attias.

Makanya saat memutuskan masuk di pasar Indonesia untuk bisa bersaing Isuzu melakukan sederet penyesuaian. Seperti butuh penguatan di sisi sasis dan kaki-kaki karena overload masih terjadi.

Sehingga menurutnya kalau dibandingkan dengan negara maju, di sini cenderung speknya tidak secanggih dan semodern di sana. Ini sesuai kebutuhan pasarnya yang masih berpikir biaya operasionalnya.

Mulai dari harus irit dan perhitungan biaya transportasi di mana pengusaha truk bisa dapat income. Untuk itu Isuzu saat ini banyak memiliki produk agar pas untuk kebutuhan customer.

Lebih lanjut, Isuzu juga sepakat akan adanya pengetatan ODOL yang membuat persaingan fair. Sehingga tidak lagi perang adu muat banyak. "Akan benar-benar teruji, siapa yang secara operasional cost lebih hemat. Sehingga itu akan jadi incaran customer," pungkasnya.