Hino : Kompensasi Perang Hingga Prestasi Pencapaian Setengah Juta Unit

Hino :  Kompensasi Perang Hingga Prestasi Pencapaian Setengah Juta Unit
Hino memulai debut di Indonesia dengan kendaraan bantuan pemerintah Jepang, sebagai bentuk kompensasi perang.
 

Keberadaan Hino di tanah air telah bergulir selama 37 tahun. Merek Jepang ini menapakkan kakinya secara resmi di Indonesia pada 17 Desember 1982 dan pada akhir 2019 silam, mereka telah memproduksi setengah juta unit truk dan bus di Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai pangsa pasar Hino terbesar kedua di dunia.

“Apa yang berhasil diraih saat ini merupakan suatu pencapaian terbaik kami yakni memproduksi 500 ribu unit truk dan bus berkualitas dan dapat diandalkan,” tutur Masahiro Aso, Presiden Direktur PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia (HMMI), Jumat (6/3/2020).

Dalam seremonial perayaan 500 ribu unit yang dilakukan di GIICOMVEC 2020, terungkap bahwa, keberadaan Hino di Indonesia dimulai jauh sebelum tahun 1982. Pada tahun 60-an dengan dihibahkannya bus dari pemerintah Jepang pada Indonesia sebagai bentuk kompensasi pendudukan Jepang di Indonesia pada Perang Dunia II

Selanjutnya terjadi perkembangan proses di mana kendaraan Hino kemudian dimulai pada awal dekade 1970-an yang ditandai dengan dimulainya proses perakitan secara sederhana di Indonesia. Hingga pada 1982, didirikan PT. Hino Indonesia Manufacturing (HIM) yang merupakan joint venture Hino Motors Jepang dan Grup Salim dengan pabrik di Tambun, Bekasi, Jawa Barat.

Ekspansi usaha dengan memperbesar kapasitas pabrik, dilakukan pada 1997 dengan melakukan peletakan batu pertama pabrik baru di Purwakarta, Jawa Barat. Hanya saja kelanjutan pembangunan sempat terhenti karena imbas akibat krisis moneter.

Plant Hino di Purwakarta ini baru baru selesai dan mulai beroperasi pada 2003. Hal ini  ditandai dengan restrukturisasi HIM menjadi dua perusahaan, PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) dan PT. Hino Motors Sales Indonesia (HMSI).

Produk perdana dari pabrik itu adalah Hino Ranger generasi terbaru, merupakan salah satu model terpenting di pasar Indonesia, yang telah eksis sejak pertengahan 1980-an.

Hino semakin berkembang dan makin meggunakan komponen lokal dari waktu ke waktu, begitupun dengan angka penjualannya semakin meroket.

Berdasarkan data yang dirangkum dari GAIKINDO, penjualan wholesales Hino di sepanjang 2019 mencapai kisaran 31 ribuan unit dan menjadikan merek beremblem sayap ini nangkring di urutan ke tujuh kendaraan terlaris di Indonesia.  

Hino Indonesia mulai merambah pasar ekspor pada 2011, baik itu dalam bentuk CBU maupun CKD. Saat ini ekspor CBU mencapai 13 ribu unit ke 15 negara dan diproyeksikan akan berkembang seiring dengan regulasi Euro 4 yang diberlakukan di Indonesia pada 2021. Dengan diberlakukan standar emisi ini, maka secara manufaktur, jadi lebih efisien dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas.

Selamat Hino…