Kenya dan Bus Listrik: Gas Pol

Kenya dan Bus Listrik: Gas Pol
Demi nol emisi di tahun 2030
 

Kenya menjadi salah satu negara garda terdepan dalam hal elektrifikasi di Benua Afrika. Ya, bulan ini Electric Bus Rapid Lane yang asal Kenya sepakat dengan Komisi Eropa dalam pengadaan armada bus kota tenaga listrik.

Tidak main-main nilai kolaborasi itu, 347,6 juta Euro (sekitar Rp 5 triliun) untuk membangun jaringan bus listrik khusus pertama di wilayah Afrika bagian Timur. Rencananya program ini akan menggunakan bus listrik nol emisi dan juga akan menggabungkan sistem manajemen transportasi mutakhir dan lebih memastikan tarif yang terjangkau bagia msyarakat seluas-luasnya.  Proyek perdana akan dilakukan seputaran Ibu Kota Kenya, Nairobi.

Kesepakatan yang diresmikan di markas Komisi Eropa di Brusel disaksikan juga olehh Presiden Kenya, William Ruto, seperti menegaskan kembali komitmen Kenya untuk program beralih ke 100 persen energi bersih pada tahun 2030.

Sejalan dengan itu, ternyata banyak pelaksanaan program elektrifikasi di kota Nairobi. Sudah ada dua perusahaan yang sangat aktif di bidang bus listrik di Kenya, ada BasiGo dan Electric Bus Rapid. BasiGo sendiri telah bermitra dengan beberapa operator besar di Nairobi dan memiliki beberapa bus di jalan di berbagai rute di Nairobi dari rencana pengadaan 1.000 bus listrik yang diproduksi secara lokal.

Sektor transportasi adalah salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca di Kenya. Tercatat 18 persen dari total emisi gas rumah kaca Kenya berasal dari sektor transportasi. Sekitar 40 persen emisi CO2 juga berasal dari sektor transportasi.