Masih Ingat Bus Merek Ikarus?

Masih Ingat Bus Merek Ikarus?
AC-nya dikenal dingin sekali
 

Mungkin samar-samar kalau Anda pernah mendengar ada produk bus asal Hungaria yang pernah beberapa kali jadi mengaspal di Tanah Air. Ya, Ikarus adalah nama merek bus yang pernah merasakan jalanan Indonesia, paling tidak di Jakarta, meski tidak berkelanjutan di setiap periodenya.

Ikarus sendiri sampai sebelum kemudian mengibaran bendera putih sudah muncul di rentang waktu dekade ’20-an dengan nama awal Uhry Imre yang sepsialis pembuatan gandengan serta bodi kendaraan.

Pabrikan besar seperti Mercedes-Benz sampai Fiat merupakan pemesan produk Uhry. Namun saying karena resesi melanda dunia, termasuk Hungaria, pada periode awal dekade ’30-an sehingga perusahaan yang baru berkembang ini harus tutup.

Beruntung di tahun 1936, perusahaan angkutan massal di Ibu Kota Hungaria, Budapest, membutuhkan tambahan armada angkutan manusia alias bus. Pesanan 50 unit bus Mavag-Mercedes membuat perusahaan ini menggeliat kembali. Terutama ketika Perang Dunia Kedua berakhir, perusahaan ini dinasionalisasikan oleh rezim komunis Hungaria yang kala itu didukung oleh Uni Soviet.

Meski begitu, justru di era ‘perang dingin’ itulah perusahaan yang berubah nama menjadi Ikarus di tahun 1948 itu berada di puncak keemasannya. Paling tidak selama rentang waktu 1948 sampai 1989 telah banyak model yang tercipta bahkan sudah diekspor ke banyak negara. Tidak hanya sesama, waktu itu, negara blok timur tetapi juga smapai ke Amerika Serikat.

Seri Ikarus 286 merupakan bus gandeng, yang memang jadi salah satu keunggulan Ikarus, banyak dijumpai di kota-kota Amerika Serikat sebagai bus kota. Lebih unik lagi, pada dekade ’50-an muncul konsep bus tanpa sasis, inilah yang kemudian menjadi cikal bakal desain bus Setra asal Jerman yang sempat tenar itu.

Ikarus sendiri masuk ke Indonesia menjelang perhelatan Asuan Games tahun 1962. Tak kurang dari 87 unit bus seri 60 didatangkan untuk mengangkut atlet serta official negara peserta ajang olah raga se-Asia itu. Seri 60 sendiri merupakan salah satu model yang secara resmi produksi berada pada rentang waktu tahun 1951-1957. Mesinnya pakai produk bermerek Csepel seri D-413 yang bertenaga puncak 83 daya kuda.

Ikarus seri 60 ini merupakan pengembangan dari seri 30 yang meski dianggap terlalu kecil untuk ukuran bus ‘full size’ namun dirasa tepat sebagai bus untuk perjalan di dalam kota. Jumlah penumpang yang bisa diangkut adalah 60 orang. Dimensinya sendiri; Panjang 9.4 meter, lebar 2,5 meter, tinggi 2,9 meter dan berbobot 7.930 kilogram.

Bus Ikarus 60 dirancang oleh unit desain bernama Csepel-Steyr di pabrik Ikarus sendri yang lkasinya di kota Mátyásföld pada tahun 1951. Untuk ukuran waktu itu, seri 60 dianggap sebagai busa yang nyaman, aman, dan kabin yang lega berbanding bus sekelasnya dari merek lain.

Ikarus 60 juga termasuk model bus dengan konstruksi yang kokoh, efisien dalam pengoperasian, serta punya daya tahan tinggi atas mesin maupun struktur teknis lainnya.   Tak heran kalau banyak negara di Eropa barat juga memanfaatkan bus seri ini sebagai bus kota. Model ini tidak lagi diproduksi di awal dekade ’70-an. Dan usai perhelatan Asian Games, bus Ikarus seri 60 sempat dihibahkan ke operator Metro Mini sampai paling tidak sepuluh tahun kemudian.

Sempat dijadikan armada Metro Mini di Jakarta

Keberadaan Ikarus di Indonesia terlihat lagi di Jakarta, di sekitar tahun 1993, ketika seri 500 varian gandeng diuji coba oleh pihak PPD. Dua tahun kemudian datang lagi sejumlah unit non-gandeng namun berbahan bakar BBG. Waktu itu unit dengan bahan bakar gas dijadikan percontohan dalam proyek “Langit Biru di Jakarta” waktu itu.

Sejujurnya bus Ikarus seri 500 (sampai seri 543) punya keunggulan dalam hal mesin. Karena desain ini bisa menggendong berbagai jenis mesin diesel yang kelasnya sama meski dari produsen mesin yang berbeda seperti MAN, Renault, maupun Isuzu.

Itu tidak lain karena desain dasar Ikarus seri 500 memang ditujukan untuk pasar ekspor negara-negara berkembang. Fislosofi murah dalam harga pembelian serta pengoperasian, diensinya tidak termasuk ‘compact’, dan punya daya tahan operasional tinggi.

Pada periode awal program Transjakarta, sejumlah unit bus gandeng Ikarus sempat dimanfaatkan untuk melintasi sejumlah rute seputaran kota Jakarta. Berbahagialah bagi yang sempat merasakan bus yang salah satu karakternya punya hembusan AC yang dingin dibandingkan bus sejenis waktu itu.

Program Transjakarta di periode awal masih sempat memakai bus Ikarus versi gandengan