Pameran otomotif GIIAS 2021 direncanakan akan digelar Agustus mendatang. Sebelum itu, kami coba mengajak nostalgia ke beberapa ajang GIIAS untuk mengulas bus yang pernah hadir. Kali ini dari GIIAS 2017.
Ada yang unik di ajang GIIAS 2017, yakni tampilnya dua big bus yang ternyata kini kurang diterima di pasar. Padahal kedua bus tersebut datang dari APM mobil niaga asal Jepang. Apa saja?
Pertama ada Isuzu yang menghadirkan big bus LT 134. Saat itu, bus tersebut dipamerkan dengan bodi Jetbus 2+ dari karoseri Adi Putro yang dimiliki oleh PO Fajar Timur.
Secara produk, Isuzu LT 134 dihadirkan untuk mengganggu pasar Hino RK8 yang menjadi pemimpin pasar big bus mesin belakang. Untuk itu, secara spek bus tersebut menyandang mesin model 6HK-TCN berkapasitas 7.790 cc dengan tenaga 250 PS.
Sayangnya, meski memakai basis mesin berteknologi common-rail yang sama dengan varian truk Isuzu Giga, namun di pasar big bus LT 134 belum banyak bicara.
Hanya ada beberapa unit yang terjual. Salah satu pemesan terbanyak ada di Kalimantan Timur yaitu PO Samarinda Lestari.
Selanjutnya ada sasis yang lebih langka lagi. Yaitu Hino RM 380 yang hanya ada dua unit di Indonesia. Keduanya dimiliki oleh PO Harapan Jaya.
Dalam pameran ini, bus yang didatangkan untuk melawan sasis premium Eropa sekelas Mercy O500R 1836 dan Scania K360IB ini terbilang sangar. Bahkan secara spesifikasi mesin, ada di atas keduanya.
Di mana RM 380 dibekali mesin 12.913 cc turbo charged dan intercooler. Tenaga maksimumnya mencapai 390 PS di 1.800 rpm dan torsi maksimum 1.952 Nm di 1.100 rpm.
Sayangnya, trend sasis tronton yang menawarkan bus dengan dimensi lebih besar membuat sasis tersebut tersingkir dari persaingan big bus bermesin besar.