Selain Driver: Dilarang Ada Di Ruang Kemudi!

Selain Driver: Dilarang Ada Di Ruang Kemudi!
Kendaraan bukan wahana mainan
 

Kecelakaan tunggal sebuah bus pariwisata di kawasan wisata Guci, Tegal, pada akhir pekan lalu (5/5) sudah mulai terkuak yang diduga sebagai penyebab. Berdasarkan telaah langsung oleh pihak KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) di lokasi kejadian dan juga bus didapat sejumlah temuan.

Pertama, dugaan rem tangan yang dilepas sehingga membuat bus meluncur ternyata dalam posisi terkunci. Hal ini menggugurkan desas-desus yag menyebutkan ada anak kecil yang melepas posisi terkuci dari rem tangan.

Memperkuat bahwa posisi rem tangan terkunci, roda belakang tidak bisa berputar saat dilakukan pengujian. Kemudian pihak KNKT melansir dugaan awal adanya energi potensial yang cukup mendorong bus sehingga bergerak. Energi potensial itu rumusnya massa dikali gravitasi dikali tinggi menurut pihak KNKT lewat Ahmad Wildan, A.Td, M.Sc, Plt Ketua Sub Komite LLAJ KNKT.

Posisi terakhir bus yang berada di jalan menurun ditambah adanya puluhan penumpang yang sudah berada di dalam bus diduga kuat memunculkan potensi energi yang medorong bus bergerak.

Penngemudi bus dan kru juga perlu lebih waspada soal kontur jalan di lokasi parkir

Hal senada soal rem tangan bus yang dalam posisi terkunci juga disampaikan oleh Kurnia Lesani Adnan, Direktur Utama PT. SAN Putra Sejahtera (PO SAN). Dihubungi langsung pekan ini (9/5), Sani, panggilan akrabnya, menyebut bahwa tuas parking brake itu ketika diaktifkan maupun ‘dilepas’ ada kuncinya.

“Hal ini tidak mudah bagi orang yang tidak tahu atau awam (dalam mengoperasikannya),” ujar Sani lagi. Namun, jika memang termasuk peranti yang tidak mudah diperasikan bukan lantas soal preventif dalam menjaga keamanan seputaran ruang kemudi dan bus itu sendiri jadi terabaikan.

Nakoda perusahaan yang didirikan tahun 1978 itu sejurus kemudian gusar dengan sejumlah tayangan yang melibatkan anak-anak kecil mania Bus yang tidak peduli aspek-aspek lain hanya demi mementingkan kegemaran mereka.

Ia mencontohkan sebuah tayangan di sebuah kanal You Tube yang memperlihatkan sejumlah anak kecil mendekati bus yang tengah berjalan keluar dari garasi. Alhasil ada satu orang anak yang nyaris tergilas bus tersebut akibat berdesakan dengan temannya.

Ketidakpedulian itu yang menyebabkan Sani menduga bahwa sejumlah tayangan yang tidak mengindahkan soal keamanan di sekitaran bus berpotensi menjadikan penggemar bus yang belum dewasa bisa tahu cara aktivasi rem tangan bus. “Sangat besar  kemungkinannya (meraka) tahu cara me-release parking brake Bus,” gusarnya.

Bak sejalan dengan kegusaran Sani, pihak PO Juragan 99 yang asal Malang juga langsung mengunggah infomasi di kanal sosial media mereka tentang larangan bagi indiividu selain kru dan pengemudi berada di seputaran ruang kemudi.

Ya, soal safety di kendaraan, termasuk kendaraan umum, merupakan hal yang perlu terus menerus digaungkan.