Selain Ngeblong, Ini Istilah Unik Di Dunia Penggemar Bus

Selain Ngeblong, Ini Istilah Unik Di Dunia Penggemar Bus
Berkembangnya penggemar bus di Indonesia diikuti banyaknya kata dan istilah yang dipopulerkan oleh busmania. Salah satunya 'ngeblong', lantas apa saja?
 

 

Saat ini perkembangan transportasi bus di Indonesia makin positif. Hal ini juga didukung menjamurnya komunitas pecinta bus dan infrastruktur jalan yang mendukung. Menariknya, ada banyak kata dan istilah yang dipopulerkan busmania untuk menunjukan suatu hal. 

Contohnya kata 'ngeblong' yang menunjukan jika bus tersebut kencang. Lalu apa lagi istilah yang ada di busmania? Yuk, kita simak.

Sarkawi: Istilah untuk penumpang yang naik tanpa membeli tiket resmi di agen. Biasanya, penumpang seperti ini jamak ditemui di pinggir tol. Nantinya mereka akan memberi komisi pada supir dan kenek, tentu di bawah harga tiket resminya. 

Kontrolan: Untuk mencegah praktik penumpang sarkawi, PO bus biasanya akan memantau jumlah penumpang dengan manifest tiket. Biasanya kontrolan dilakukan di tengah perjalanan. Semisal saat mampir di rumah makan atau rest area.

Solar Jatah: Beberapa PO menerapkan kebijakan kuota biaya solar. Tujuannya untuk menekan pengeluaran dari sisi konsumsi solar armada mereka. Konsekuensinya, bus lebih lambat, bahkan tak jarang saat perjalanan malam, bahkan AC kerap dimatikan beberapa saat.

Solar Los: Kebalikan dari solar jatah, armada solar los tidak dibatasi biaya pengeluaran solarnya. Alhasil, bus ini lebih memanjakan penumpang dengan kecepatan yang lebih baik, serta fasilitas AC yang dingin. Konsekuensinya, jelas harga tiket akan lebih mahal. 

Perpal: Istilah saat bus sedang tak digunakan. Bisa karena dalam masa perawatan atau benar-benar tak lagi beroperasi. 

Ngelen: Kata ini diambil dari 'Line', yang dalam istilah busmania berarti jurusan. Semisal, PO Rajawali ngelen Semarang-Jogjakarta. 

Bumel: Istilah ini umumnya dipakai di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk merujuk pada kasta terendah di bus non-AC. Bus ini biasanya memiliki bodi tua dengan tampilan lusuh dan kurang terawat dan hanya memiliki konfigurasi jok  2-3. 

Kresan: Biasanya kata kresan dipakai pada bus yang punya dua armada 'kembar' yang mengisi jalur berkebalikan. Seperti contoh PO Raya asal Jakarta menuju Solo akan memiliki 'kembaran' dari kelas yang sama untuk pemberangkatan Solo ke Jakarta di jam yang berbarengan.

Puterwalikan/putar kepala: Berbeda dari kresan, armada puterwalikan justru hanya mengandalkan satu bus yang akan berangkat di waktu berbeda. Salah satunya PO Sinar Jaya dari Jakarta menuju Slawi pemberangkatan pagi. Nantinya bus yang sama akan kembali berangkat dari Slawi ke Jakarta pada malam hari.

Kandang Macan: Lokasi tidur supir yang biasanya berlokasi di bagian belakang bus.

Batangan: Istilah untuk supir yang selalu membawa bus yang sama secara tetap, tanpa adanya rolling armada.

Supir Tengah: Supir utama yang di tengah perjalanan akan bergantian dengan supir yang bawa bus di awal dan akhir perjalanan. Rata-rata, supir tengah merupakan senior yang mampu membawa bus secara halus namun berkecepatan tinggi berkat pengalaman mereka.

Supir Pinggir: Ini istilah untuk para supir yang menyetir di awal dan akhir perjalanan.

Selain kata-kata umum di atas, masih banyak istilah bus yang merujuk pada hal teknis, nama perusahaan hingga julukan PO.