Chevrolet Luv, Sang Mbah Buyut Isuzu D-Max

Chevrolet Luv, Sang Mbah Buyut Isuzu D-Max
Sempat tenar di era '70-an hingga awal '90-an, inilah Chevrolet Luv, yang merupakan pikap yang sempat mewarnai dunia otomotif Indonesia.
 

Chevrolet Luv adalah salah satu pikap yang pernah mewarnai dunia otomotif di Indonesia. Kendaraan  yang hadir  di tanah air sejak 1977 adalah rebrand dari Isuzu Faster. LUV merupakan kepanjangan dari Light Utility Vehicle 

Keberadaannya di dunia, tak lepas dari sejarah kepemilikan 34% saham Isuzu Motor oleh General Motors (GM) di awal 70-an. Seolah gayung bersambut, di saat yang sama, raksasa Detroit itu membutuhkan pikap small-size untuk meredam ekspansi Toyota Stout, Mazda Courier maupun Datsun pikap yang mulai mendapat angin di pasar Amerika Utara.

Luv generasi I 

Generasi pertama hadir di Amerika Utara pada 1972  yang dibekali dengan mesin bensin 1.600 cc, kemudian menyusul varian diesel 2.000 cc di tahun berikutnya. Model ini masuk ke Indonesia tahun 1978 bertepatan dengan facelift pada bagian bumper yang lebih tebal. PT Garmak Motor hadir sebagai distributor yang menjajakannya dengan emblem dasi kupu-kupu.

Selain dikenal sebagai Isuzu Faster di Jepang dan beberapa negara, di bawah pengaruh GM, pikap ini pun dilabeli ulang sebagai Bedford KB, Holden Rodeo dan Opel Blitz. Pilihan penggerak 4x4 sudah hadir pada 1978 itu, versi ini juga disodorkan pada market Indonesia.

Hanya saja, untuk di Indonesia hanya ada versi transmisi manual 4 percepatan saja, berbeda dengan beberapa negara lain yang ada pilihan transmisi otomatik, 3 percepatan.

Selanjutnya generasi II muncul pada 1979 sebagai  model tahun 1980 di Amerika dan Jepang. Sementara  di lokal Indonesia baru muncul pada 1981, sebagai model 1982. 

Generasi II. Cukup populer di Indonesia

 

Perubahan desain terjadi signifikan dengan bentuk yang lebih mengkotak.  Mesin diesel 2.000 cc tetap dipertahankan, sementara versi bensin mendapat mesin baru berkapasitas 1.800 cc. Khusus  pasar lokal, varian bensin ditiadakan lantaran dicap kurang ekonomis dibandingkan diesel yang lebih irit dan mudah dalam perawatannya.

 

Kehadiran mesin baru 2.300 cc pada 1983, ditandai dengan facelift dengan pemakaian lampu kotak menggantikan model lampu bundar. Sedangkan di Amerika model ini tidak sempat dipasarkan, sebab posisinya digantikan oleh Chevrolet S-10 dan GMC S-15 pada 1982.

Kondisi yang berbeda dengan di Indonesia, Luv generasi II ini bahkan bertahan hingga 1995. Didominasi varian long wheelbase berpenggerak 4x2. Tipe bensin 2.300 cc, pernah masuk ke pasar tanah air sebagai kendaraan dinas perusahaan minyak, terutama di Sumatra.

Isuzu Faster Gen III tidak pernah dijajakan di Indonesia

Sebenarnya generasi III muncul pada 1988, namun tidak pernah diedarkan di Indonesia hingga akhir kiprahnya di 2002. Kemunculan Luv di jalanan tanah air terjadi kembali pada 2005 sebagai Isuzu D-Max.Mungkin terdengar sedikit sumbang jika menghubungkan silsilah D-Max dengan Luv, namun faktanya di wilayah Amerika Latin khususnya Chile, disebut dengan Isuzu Luv D-Max.

Kehadiran D-Max ini sekaligus menjadi kemunculan Chevrolet Colorado yang tak lain merupakan rebrand dari D-Max. 

Isuzu D-Max disebut juga sebagai Isuzu Luv D-Max