Datsun Sena, Nyaris Jadi ‘Mobnas’

Datsun Sena, Nyaris Jadi ‘Mobnas’
Padahal spesifikasinya sudah tepat buat pasar Indonesia
 

Saat periode kelahiran Toyota Kijang di tahun 1977, ternyata waktu berbarengan dengan gairah untuk menghadirkan kendaraan angkut ringan di pasar Indonesia. Selain Toyota Kijang, banyak disebut sebagai ‘Kijang Buaya’, ada juga Mitsubishi Colt, Suzuki TS100, bahkan Morina yang besutan General Motors.

Pada masa itu pemerintah Indonesia memang sedang bergiat membangun sektor industri mobil niaga dalam negeri. Larangan impor kendaraan bermotor pada 1973 yang menjadi pemberian insentif pajak untuk mobil yang memiliki komponen dalam negeri yang tinggi adalah awal dari kehadiran mobil-mobil di atas.  

Nah ada satu nama yang wajib terpantau saat menyebut era tersebut, yaitu Datsun Sena. Ya, terlepas dari sejumlah polemik yang menyertai kehadirannya namun Datsun Sena (lazim disebut merupakan akronim dari ‘serba guna’), pernah merasakan panasnya aspal Indonesia. Bahkan tak jarang ada yang menyebut bahwa ada tiga pelopor ‘mobil buatan Indonesia’, yaitu: Toyota Kijang, Morina (Mobil Rakyat Indonesia), dan Datsun Sena.

Mobil ini sejatinya merupakan kendaraan berbasis pikap. Di tahun 1977 pihak Nissan Motor Co, telah menunjuk perusahaan Thailand, Siam Motor Co.Ltd, untuk membuat “Datsun 1200AX” sebagai “Basic Transportation Vehicle (BTV) yang diproyeksikan sebagai produk KD alias Knocked-down kit di luar Thailand untuk pasar Timur Jauh, Oceania, dan Afrika.

Pada tahun 1977 ada kebijakan dari principal Nissan di Jepang untuk membuat mobil Pick Up truck jenis baru sementara produksinya dipusatkan di Siam Motor Co.Ltd  Thailand. Komponen yang akan dikrimkan dari Thailand adalah panel bodi serta aki saja. Sementara aki, ban, komponen kabin, kaca, sampai panel pintu akan dipasok oleh produsen lokal dimana mobil ini akan dipasarkan. Pihak Nissan sendiri akan bertanggung jawab menjamin pasokan mesin, transmisi dan sasis.

Mesin yang digendong merupakan OHV 1.171 cc yang dikenal bandel. Mesinbertransmisi empat percepatan ini ada juga di Datsun C20 di pasar Jepang yang terkenal bandel. Untuk pasar Indoensia, mesin ini juga ada di Datsun 120Y. Mesin ini dianggap cocok untuk konsep BTV yang nanti juga akan bisa tampilan bermacam bentuk bodi seperti pikap, microbus,  atau bahkan mobil boks.

Sasis mobil ini mengambil dari sasis Datsun Sunny Cab C20, dikenal juga sebagai Nissan Vanette. Kaki-kaki serupa Nissan Sunny B10 pada bagian depan, bagian belakangnya memakai per daun. Setir yang ada di Sena spesifikasinya sama dengan Datsun 520, dan panel indikatornya persis dengan uang ada di Nissan Sunny B110.

Sempat diproduksi sampai 250 unit tiap bulan

Pada tahun 1978 ada perusahaan nasional, PT Indokaya Nissan Motor, yang mengajukan diri untuk menjadi perakitan kedua buat mobil tipe baru itu. Namun karena sudah terlebih dahulu ditunjuk perusahaan Thailand maka permohonan tersebut tidak bisa dipenuhi pihak Nissan. Meskipun telah meluncur sejumlah unit ke unit perakitan pihak Indokaya di Surabaya.

Pihak Indokaya sendiri sejatinya ingin menjadikan Datsun 1200AX sebagai mobil buatan Indonesia. Sebab di sela-sela proses penyelesaian perselisihan itu pihak Indokaya tetap melakukan kegiatan perakitan dengan menyertakan porsi separuh komponen produksi Indonesia.

Respon pasar termasuk baik, waktu itu sempat tercatat produksi Datsun Sena yang tiap bulannya mencapai 250 unit. Sebuah angka yang cukup besar di mana kondisi waktu itu populasi kendaraan bermotor nasional masih termasuk kecil.

Setelah perselisihan itu tuntas di tangan pemerintah pada tahun 1981, dengan ditunjuknya perusahaan nasional lain sebagai pemegang keagenan Datsun maka berakhir pula eksistensi Datsun Sena. Termasuk nama Datsun yang kemudian sempat muncul lagi puluhan tahun kemudian.

Datsun Sena sendiri punya dimensi yang tak jauh berda dibandingkan Toyota Kijang generasi pertama. Wheelbase-nya 2.370 mm, panjang 2.900 mm, lebar 1.600 mm, dan tinggi 1.790 mm.Di Portugal dikenal sebagai Datsun Sado.

Datsun Cab C20, basis dari Datsun Sena