Si Jambrong, Legenda Angkutan Sejak Era Pra-Kemerdekaan

Si Jambrong, Legenda Angkutan Sejak Era Pra-Kemerdekaan
Truk ini menjadi tulang punggung perpindahan barang pada era 40-an.
 

Chevrolet merupakan brand Amerika yang pernah meraja di jalanan Indonesia. Salah satu yang sohor dikenal sebagai Chevrolet Jambrong atau di Jawa dikenal sebagai Chevrolet Jenggot.

Di era tahun 40-an, Si Jenggot ini dikenal luas sebagai penggerak ekonomi yang memenuhi fungsinya sebagai pengangkut barang ataupun komoditi pada saat itu. Kendaraan ini masuk Indonesia diperkirakan melalui beberapa dealer Chevrolet di masa pendudukan Belanda dan sebagian diperkirakan merupakan eks kendaraan militer milik monarki tersebut.

Apa yang disebut orang sebagai Jambrong ataupun Jenggot ini sebenarnya punya nama resmi yang diberikan oleh pabriknya. Chevrolet menyematkan nama AK Series yang diproduksi antara 1941 hingga 1947.

Dari spesifikasi mesin yang ada, pikap ini dibekali dengan mesin 6 silinder inline 3.500 cc dan 3.700 cc dan dikawinkan dengan transmisi manual 3 speed. Berbincang mengenai mesin, versi mesin 3.500 cc digunakan pula pada truk perang Canadian Military Patern (CMP).

Sebenarnya kurang tepat apabila AK disebut sebagai pikap, karena pada dasarnya AK Series ini pun dibuat dalam berbagai model seperti bus, pikap, truk chasis hingga berwujud Suburban yang merupakan kendaraan penumpang ringan.

Sosok AK yang konon berada di Klaten (dokumentasi Dimas Dewangga, Sejarah Transportasi )

Lebih jauh lagi AK pun kembali terbagi menjadi model Normal Control truck atau truk dengan posisi mesin normal berada di bagian depan (bonnet). Selain itu Chevy pun menghadirkan varian Forward Control atau Cabin Over Engine (COE) alias truk dengan posisi mesin di bawah kabin pengemudi.

Walaupun sama-sama menggunakan nama AK, namun secara kelas dibagi lagi menjadi kelas light duty hingga medium duty. Di mana dapat dibedakan dari jumlah ban yang digunakannya mulai dari 4 roda ataupun 6 roda.

AK COE 

Tidak ditemui fakta apakah semua varian AK hadir di Indonesia, namun dari beberapa yang tersisa kebanyakan berwujud pikap ringan dan truk kelas medium.

Sedangkan untuk bus, pernah ditemui salah satunya di Yogyakarta puluhan tahun silam. Setidaknya saya pernah melihatnya sendiri ‘bangkai’ bus tersebut di medio 80-an teronggok di salah satu garasi di batas kota Yogyakarta.

Di Amerika, AK disebut juga sebagai Chevrolet Art Deco. Nama ini muncul karena penggunaan grill dengan alur vertikal yang bertemu dengan alur horizontalnya. AK punya sodara kembar yakni GMC CC Series yang kurang lebih punya komposisi yang sama dengan Chevrolet.