Lori Hantu, Monster Gado-Gado Dari Pedalaman Malaysia

Lori Hantu, Monster Gado-Gado Dari Pedalaman Malaysia
Penampilannya yang seram dan dipastikan tidak bersurat. Menjadi muasal penyebutan lori hantu oleh warga Negeri Jiran.
 

Di Negeri Jiran, ternyata punya truk yang tak ada duanya, di dunia ini. Orang Malaysia menyebutnya sebagai Lori Hantu, yang beroperasi di berbagai daerah khususnya pedalaman di negeri tetangga tersebut.

Lori Hantu merupakan sebutan lokal yang menandakan dua hal sekaligus, yang jadi ciri truk ini. Dari sisi wujud, truk yang tidak tertakar performa dan spesifikasinya ini, menyerupai sosok truk Canadian Military Pattern atau CMP lungsuran perang dunia II namun dengan mesin, sasis, maupun gardan yang lebih besar dan kokoh. Bentuk yang brutal, tinggi dan tidak enak dilihat, memang cukup menyeramkan. Sedangkan ciri kedua adalah tanpa surat-surat. Mungkin komposisi wujud menyeramkan dan ilegal inilah, yang menjadi sumber penamaan 'Lori Hantu'.

Truk ini kebanyakan digunakan untuk menarik log (kayu gelondongan) ataupun dijadikan truk tanah dengan muatan super-overdosis.

Tidak diketahui sejak kapan truk ini mulai eksis, namun menurut Syamsul Budi, salah seorang rekan bus-truck.id, Warga Negara Indonesia yang menikah dengan warga lokal dan saat ini tinggal di Kuching, Serawak, mengatakan keberadaan truk ini tak lepas dari sosok truk CMP.

“Banyak truk CMP yang dikaryakan untuk pekerjaan di ladang, hutan hingga untuk mengangkut hasil pertambangan. Dan seiring dengan waktu, karena kelangkaan sparepart CMP dan kerusakan yang dialami terjadilah ‘engine swap', girboks, gardan hingga sasis,” terang pria yang pernah menjalankan bisnis jual beli spareparts 'copotan' antarnegara ini.

“Bisa dipastikan hampir tak ada spesifikasi yang sama pada masing-masing truk. Mesin bisa saja pakai Nissan atau Mitsubishi, girboks Hino, gardan dari lungsuran dari Scania ataupun MAN. Belum lagi penggunaan sasis ataupun jarak wheelbase dan jumlah gandar, sangat-sangat beragam sesuai dengan ketersediaan bahan di lapangan,” sambungnya.

Mengenai penggunaan kabin CMP, pria berdarah Betawi ini mengatakan bahwa model ini relatif praktis mudah diadaptasikan dengan berbagai konfigurasi mesin dan sasis. Menurutnya, ada juga yang menggunakan kabin truk lain, seperti Mercedes-Benz 911 'Bagong' atau lainnya, namun tidak sedominan kabin CMP.

Tidak ada informasi yang pasti tentang populasi truk ini, menurut Syamsul, keberadaannya sudah tidak sebanyak dulu. “Truk ini dilarang menginjak jalan aspal dan hanya boleh beredar di sekitar pertambangan ataupun perkebunan,” jelasnya. “Lori Hantu jadi kendaraan yang banyak dihindari pengendara, karena dianggap tidak aman dan bila terjadi kecelakaan, akan berakibat cukup fatal bagi pengendara lain,” tutupnya.