Tiga Tonggak Hino Di Pasar Bus Indonesia

Tiga Tonggak Hino Di Pasar Bus Indonesia
Semakin merangsek pasar big bus
 

Tahun ini sudah 56 tahun nama Hino bisa konsisten hadir di pasar Indonesia dengan menghadirkan bus BT51 yang merupakan bantuan pemerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia. Kemudian banyak diakai oleh instansi pemerintah maupun militer di senatero Nusantara.

Hino BT51 punya rangakaian komposisi seperti 4,3 meter untuk wheelbase, sementara panjangnya 9 meteran. Kala itu BT51 masuk ke Indonesia seangkatan dengan Mitsubishi MR470 maupun Mercedes-Benz seri LP 911. Jumlah bus Hino yang masuk sekitar 150 unit.

Ada satu hal yang unik dari Hino BT 51, mesinnya merupakan mid engine alias berada di antara roda depan dan belakang. Mesin ini sendiri berkode DS60 dengan 6 silinder berkapasitas 7.982 cc dimana desain pistonnya melintang alias horizontal. Transimisinya 5 percepatan manual.

Namun waktu itu mesin ini bisa hasilkan daya puncak sampai 160 PS atau setara 157,8 daya kuda. Satu besaran tenaga yang drastis mengingat pada umumnya bus yang beredar pada waktu bersamaan punya besaran potensi daya puncak di rentang tenaga 100-136 daya kuda.

Seri AK kemudian menjadi penerus masuknya pabrikan ini lebih dalam ke sektor transportasi nasional. Paket sasis dan mesin yang satu ini dikenal sebagai ‘jaminan’ buat bus pelari sekaligus gesit dalam bermanuver. Banyak jadi andalan operator bus trayek jarak pendek dan menengah.

Paling tidak ada empat model AK bermesin depan yang pernah dan masih diproduksi di Indonesia hingga kini. Ada AK 17 (1985-1995) bermesin seri H07C  6.728 cc, kemudian AK3H (1995-2003) dengan mesin seri H07D (7.412 cc), lalu ada AK1J (2003-2007) dengan mesin J08C-F (7.961 cc), dan AK8J (2007-kini) bermesin J08E-UH ( 7.684 cc).

Hino seri AK, banyak dipilih untuk trayek regional atau jarak menengah

 

Dan satu lagi adalah pelopor mesin belakang dari Hino untuk pasar nasional adalah munculnya seri RK174 sebagai sasis pertama Hino mesin belakang yang rilis perdananya di tahun 1988. Mesinnya berkode H07C-D6 dengan 6 silinder naturally aspirated 6.782 cc) dan potensi tenaga puncaknya mencapai 175 PS atau setara 172,6 daya kuda.

 

Sasis generas RK selanjutnya adalah RK 174, dirilis tahun 1991. Mesinnya lebih bertenaga, jadi 180 PS atau setara 177,5 daya kuda. Sistem pengeremannya juga ada yang baru pada diameter tromol rem yang lebih besar serta lebar. Transmisinya manual 6 percepatan.

Baca juga: Hino RM280ABS, Bus Anyar Euro 4 Dengan Rem ABS

Baca juga: Karoseri Tentrem Membuat Stabilisator Untuk Bus Air Suspension Tipe Narrow

Hino RK 174 di sekitar tahun 1991, julukannya 'Hino Kompor'

Hino RK dikenal 'gesit' di lintasan sempit