Bus Listrik, Dulu Hingga Kini

27 April 2020
Suryo S
 
Permasalahan bus listrik zaman dulu dan sekarang tetap sama, walau model masa kini sudah jauh lebih sempurna.
 

Salah satu yang memberikan revolusi besar dalam kehidupan manusia adalah mulai digunakan tenaga listrik dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk pada kendaraan bermotor listrik. Salah satunya di sektor komersial, dengan bus listrik.

Bus listrik seolah memberikan solusi ganda, yaitu sebagai angkutan penumpang, sekaligus menjadi penyelamat lingkungan karena nol emisi.

Namun jika ditarik ke belakang, keberadaan bus listrik bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan sudah muncul sejak abad ke-19, baik di Eropa ataupun Amerika Serikat, kehadiran bus listrik lebih dahulu dibandingkan bus bermesin pembakaran dalam.

Sosok kehadiran bus listrik, dipercaya terjadi pada 1835 melalui inovasi Thomas Davenport, asal Amerika, yang mengenalkan sebuah kereta dengan penggerak motor listrik sederhana yang digunakan untuk pengoperasian jarak pendek.

Masalah utama yang dihadapi oleh Davenport adalah pada baterai yang memakan ruang, cukup berat, durasi pemakaian yang singkat dan waktu pengisian yang lama. Sehingga karya pria asal Vermont, Amerika Serikat Ini pun dinilai tidak praktis dan tidak diminati.

Keberhasilan William Morrison dari Des Moines, Iowa, Amerika Serikat dalam inovasinya menciptakan mobil listrik pertama di dunia pada 1890, membawa harapan baru. Mobil bikinan Morrison ini mampu melaju dengan kecepatan 6 hingga 12 mill/jam (19 km/jam) dengan jarak tempuh maksimal 100 mil (160 km), sebelum pengisian ulang baterai dengan 24 sel yang digunakannya.

Namun kehadiran mobil setrum ini makin tergerus habis, seiring semakin maraknya penggunaan mesin bakar dalam dunia otomotif.  Tidak ada catatan bahwa Morrison membuat bus berdasar temuannya ini, namun ia memberikan inspirasi pada penemu lainnya, salah satunya Thomas Alva Edison yang kemudian membuat bus elektriknya pada 1915.

Bus listrik ciptaan Thomas Alva Edison 

Kendaraan listrik menjadi daya tarik tersendiri pada saat itu, karena suaranya yang halus, tidak menimbulkan bau (hasil pembakaran) yang tidak mengenakkan dan juga tidak perlu mengengkol mesin untuk menghidupkannya.

Bahkan pada akhir awal tahun 1900, mobil listrik mendominasi jalanan di Amerika dan mengalahkan mobil dengan mesin bakar.

Tetapi, perkembangan teknologi membawa banyak peminat terhadap mobil bermesin bakar. Seperti adanya electric motor starter, lantas harga mobil yang murah serta penyebaran jaringan penjual bahan bakar bensin yang semakin meluas.

Hal ini yang membuat kendaraan listrik seolah berhenti di tempat dengan segala kekurangannya yakni teknologi pada baterai yang masih perlu diisi dalam waktu yang lama, juga bobot yang berat.

Alhasil pada 1935 tidak ada lagi kendaraan ataupun bus listrik yang dipasarkan dan industri otomotif sepenuhnya berpaling ke mesin bakar.

Tetapi kondisi pun berubah, ketika kendaraan dan bus listrik kembali dilihat sebagai sesuatu yang seksi, ketika krisis minyak menghantam dunia pada tahun 70-an dan disusul oleh krisis emisi udara yang terjadi sesudahnya.

Seperti kita lihat saat ini, karena kebutuhan akan udara yang lebih bersih, mobil atau bus listrik kembali menjadi trend. Namun demikian kendaraan listrik tetap  membawa ciri lamanya yang belum bisa tuntas dihilangkan yakni, harga yang mahal, bobot yang lebih berat  dan juga waktu pengisian baterai yang masih tergolong lama.

Kendati sudah jauh lebih sempurna, namun hal-hal tersebut masih jadi kendalanya.

 

Bagikan

 
 

Berita Terbaru

 

Berita Terkait