UD Quester: Truk Paling Rendah Emisi?

20 August 2022
Erie W. Adji
 
Masih bisa minum B30
 

Saat ini Indonesia masih menerapkan standar emisi Euro 4, sebagai perbandingan di banyak negara di Kawasan Eropa atau wilayah Jepang yang sudah menerapkan standar emisi Euro 6. Namun begitu, bukan berarti tidak ada upaya untuk terus menyongsong penerapan Euro 5 atau bahkan Euro 6 di Tanah Air. Seperti yang dilakukan oleh UD Trucks.

Di ajang GIIAS 2022  UD Trucks melansir kuartet Quester terbarunya; Quester Euro 5 GKE 280, Quester Euro 5 CDE 250, Quester Euro 5 GWE 410, dan Quester Euro 5 GWE 350. Ali Rachman selaku Head of Competence Development PT UD Astra Motor Indonesia menjelaskan, “Saat ini ada empat polutan yang berpotensi dihasilkan oleh kendaraan jenis truk yaitu, karbon monoksida,  nitrogen (NOx), diesel particulate, dan hydro carbon.”

Nah saat ini menurut Ali Rachman, sejumlah produsen kendaraan bermotor berupaya untuk mengurangi kadar NOx sesuai peraturan pemerintah yang berlaku dengan beberapa cara. Cara pertama dengan menurunkan NOx gas buang yang keluar dari mesin dengan cara menyemprotkan cairan urea (saat ini terjandung dalam produk AdBlue) ke gas buang dengan teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR).

Pola kedua, memasukkan kembali gas buang ke dalam mesin agar temperatur ruang bakar menurun yang selanjutnya akan menurunkan kadar NOx yang dikenal dengan istilah Exhaust Gas Recirculation (EGR).

Dengan berbagai manfaat dan keunggulan yang telah dipertimbangkan, UD Trucks menghadirkan solusi menggunakan sistem SCR karena diketahui bahwa sistem ini melakukan pembakaran mesin yang lebih sempurna.

UD Trucks yang sebelumnya dikenal dengan merek Nissan Diesel adalah produsen truk pertama di dunia yang memperkenalkan system SCR dan AdBlue secara komersial pada truk untuk mereduksi emisi gas buang di tahun 2004. Teknologi ini mampu mereduksi emisi gas buang tanpa mengganggu performa mesin utamanya.

Lebih lanjut diterangkan Ali Rahman, “SCR adalah sebuah proses pengendalian emisi gas buang yang dilakukan setelah pembakaran dari mesin dan beroperasi pada suhu pembakaran mesin yang optimal. Suhu pembakaran mesin yang optimal menghasilkan efisiensi bahan bakar yang tinggi atau lebih hemat dan menghasilkan lebih banyak NOx dan sedikit PM (Particulate Matter) yang mana kelebihan NOx ini akan dikurangi oleh peran cairan AdBlue ke gas buang.”

AdBlue merupakan cairan khusus berharga sangat miring yang digunakan untuk mengurangi NOx dari mesin diesel. Rasio konsumsinya adalah 3-5 persen dari pemakaian solar, dan pengisian diulang setelah empat kali isi ulang solar secara penuh. “Dengan teknologi ini, pemakaian bahan bakar B30 masih bisa dilakukan tanpa harus ada keraguan kehilangan garansi,” ungkap Ali Rahman lagi di sela-sela perhelatan GIIAS 2022 (18/8). 

Kalau kehabisan Ad Blue masih bisa diisi ulang setelah pemakaian 50 jam

 

 

 

Bagikan

 
 

Berita Terbaru

 

Berita Terkait