Insiden Di Jalur Transjakarta, Akibat Tak Menyadari Risiko Dekat Big Bus

14 March 2020
ILM
 
Sepanjang pekan ini, banyak kasus kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta. Mulai dari Pajero Sport yang tertabrak bus di Kebayoran Lama. Serta remaja pejalan kaki yang tertabrak di Rawamangun.
 

Untuk peristiwa tertabraknya pejalan kaki di Rawamangun Kamis (12/3) malam, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengimbau masyarakat untuk memenuhi tata tertib penyebrang jalan. Dengan menggunakan fasilitas penyeberangan yang aman.

Seperti penggunaan jembatan penyeberangan orang (JPO) atau juga pelican crossing yang telah disediakan. Hal ini guna memastikan penyeberang bisa aman melintas ke titik sebrang.

"Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyediakan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) sebagai fasilitas untuk pejalan kaki yang ingin menyebrang jalan," kata Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta, Nadia Diposanjoyo, lewat rilis resminya.

Untuk kasus lain, Jusri Pulubuhu instruktur dan juga pendiri Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) urun bicara. Dirinya mengatakan jika kendaraan besar adalah hal yang patut dihindari di jalanan.

Ini karena secara blind spot hingga pengereman, bus Transjakarta akan berbeda dari mobil penumpang yang lebih kecil. "Semakin besar kendaraan, makin besar juga blind spot-nya. Hal ini berpotensi besar sebagai pemicu tabrakan," ucapnya.

Selain itu, dari sisi pengereman, bus Transjakarta tipe big bus dengan bobot yang berat tentu membutuhkan jarak dan waktu pengereman yang lebih panjang. Sehingga, tak dapat melakukan pengereman secara mendadak.

 

 

Bagikan

 
 

Berita Terbaru

 

Berita Terkait