Gerakan Inisiatif Asosiasi Dump Truk Banyuwangi Diapresiasi Dirgakkum

Gerakan Inisiatif Asosiasi Dump Truk Banyuwangi Diapresiasi Dirgakkum
Apresiasi diberikan kepada asosiasi dan operator dump truk, atas inisiatif gerakan normalisasi truk ODOL.
 

Pencanangan ‘Zero ODOL (Over-Dimension Over-Load)’ tahun 2023 oleh pemerintah, tentunya harus didukung berbagai pihak terkait. Termasuk operator dan perusahaan pengguna truk di Indonesia.

Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, bersama Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Pol Aan Suhanan intensif melakukan normalisasi terhadap Kendaraan Barang yang Over Dimension Over Loading (ODOL).

Dilansir dari korlantas.polri.go.id, Dirgakkum Korlantas Polri, Brigjen Pol Aan Suhanan, mengapresiasi setinggi-tingginya inisiatif dari asosiasi dan operator kendaraan dump truk, yang tergabung dalam wadah pilot project Indonesia, di Banyuwangi, Jawa Timur dengan melakukan normalisasi kendaraan mandiri.

“Pada satu contoh hari ini kita bisa menyaksikan bersama dari inisiatif para pengemudi dan pengusaha truk yang ada di Banyuwangi dengan inisiatif sendiri melakukan normalisasi.” ujar Dirgakkum Korlantas Polri di hadapan ratusan pengemudi truk yang berkumpul di Waduk Sidodadi Glenmore, Banyuwangi-Jatim, Senin (7/2) lalu.

Ia pun mengatakan, bahwa dukungan terhadap Zero ODOL ini tak hanya dari Kementrian perhubungan dan Polri saja, tetapi juga seluruh stakeholder dan warga masyarakat.

“Ini artinya, seluruh Stakeholder dan seluruh warga masyarakat harus ikut terlibat dalam Zero ODOL 2023 ini. Kami dari Kepolisian sangat mendukung kegiatan dari Zero ODOL ini dan mengingat dari Over-dimension atau Over-load ini dampaknya luar biasa,” sambungnya.

Brigjen Aan menjelaskan, dampaknya seperti kecelakaan lalu lintas karena adanya overload di jalan, kemudian dampak lain adalah tingginya sosial cost akibat kerusakan jalan.

“Dari kementrian PUPR menyebutkan kerugian kerusakan jalan mencapai 43 triliun setahun, untuk perbaikan jalan yang diakibatkan oleh overload. Overload atau over-dimensi ini juga berakibat perlambatan pergerakan jalan. Yang harusnya 60 km perjam di tol, karena overload ini menjadi 30-40, hingga berakibat terjadi pelambatan kendaraan yang di belakang dan terjadi kemacetan,” jelasnya.

Saat evaluasi pada kegiatan pengamanan Nataru diruas tol di jalan tol Jakarta -Cikampek saja dalam satu hari ada 27 kurang lebih kendaraan yang mengalami permasalahan seperti patah as roda, ban bocor, terguling, dan sebagainya.

“Jadi overload atau overdimensi ini teman-teman tahu sendiri dampaknya yaitu tadi seperti kecelakaan, dampak sosial yang tinggi.” tutur Dirgakkum.

Terakhir, Jenderal bintang satu bidang penegakkan hukum ini mengharapkan, inisiatif normalisasi kendaraan yang dilakukan teman-teman asosiasi yang ada di Banyuwangi tersebut, menjadi inspirasi kepada pengusaha truk Indonesia untuk menormalisasi juga armadanya.

“Inspirasi dari Banyuwangi ini luar biasa. Ke depan, inspirasi ini kalau angkutannya belum di normalisasi, maka harus gunakan kendaraan yang sudah di normalisasi. Saya apresiasi yang dilakukan di Banyuwangi ini, semoga jadi bahan pembelajaran untuk teman-teman asosiasi lain, terus menjadi bola salju sehingga 2023 kita bebas ODOL,” pungkasnya.