Demam Lampu LED di Bus

Demam Lampu LED di Bus
Trend menggunakan teknologi lampu LED untuk membuat penampilan bus jadi lebih unik dan menarik.
 

Salah satu yang menonjol pada bus-bus modern adalah kehadiran lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai lampu belakang, samping bahkan ada beberapa yang digunakan sebagai lampu utama.

Walau pun saat ini bisa dikatakan lebih malah dari lampu konvensional, LED dianggap punya berbagai keunggulan dibandingkan dengan teknologi lampu lawas.

“Lampu LED dinilai lebih awet dan ekonomis dalam pemakaian listrik. Selain itu tidak mengeluarkan panas berlebih seperti lampu dengan bohlam konvensional, yang berpotensi membuat mika lampu lebih cepat kuning dan buram (jika digunakan sebagai headlamp,red),” jelas Wira Sentosa dari SpeedGlow Pondok Gede.  “Dari umur pakai, LED lebih unggul dibandingkan lampu dengan bohlam biasa. Umumnya bohlam konvensional mampu bertahan 1.000 jam sedangkan LED 30.000 jam. Selain itu lebih tahan terhadap goncangan,” sambungnya.

 

Wira menambahkan bahwa selain digunakan sebagai lampu standar, LED banyak juga digunakan sebagai lampu aksesoris. “Jenis lampu ini sangat beragam dari spesifikasi, bentuk maupun kualitas yang kini tersedia di pasar. Kreatifitas penggunaan lampu LED terutama lampu hias yang membuat penampilan kendaraannya jadi lebih unik dan menarik perhatian calon penumpang,” sambung pria berbadan irit ini yang pernah mendapatkan job menginstal LED pada salah satu PO di Jakarta ini..

Walau tersedia dalam berbagai pilihan warna mulai dari putih, biru, hijau, ungu, orange ataupun merah, Wira menekankan bahwa jangan ngawur dalam memilih warna dan hanya berdasarkan asumsi indah semata. Menurutnya, saat ini masih banyak ditemui bus, truk ataupun kendaraan lainnya yang menggunakan warna lampu yang tidak standar dan berpotensi membahayakan pengguna jalan lainnya.

“Sebisa mungkin ikuti pemilihan LED sesuai dengan regulasi warna yang menjadi standar kendaraan. Warna lampu rem harus merah dan lampu sein berwarna orange,” wantinya.