Isuzu Mulai Rakit D-Max Di Kenya 

Isuzu Mulai Rakit D-Max Di Kenya 
Perusahaan otomotif yang merakit produk secara lokal di Kenya mendapatkan pembebasan bea impor sebesar 25 persen.
 

Isuzu memutuskan merakit pikap larisnya di pasar Afrika, D-Max, di Mombasa, Kenya, setelah selama ini mengimpor kendaraan niaga ringan ini dari pabrik Isuzu di Afrika Selatan.

Keputusan Isuzu merakit secara CKD pikap D-Max di Kenya dianggap lebih menguntungan lantaran akan menurunkan bea masuk impor komponen dan memungkinkan pikap ini dijual dengan harga lebih terjangkau di pasar Kenya dan Afrika Timur.

Mengacu pada regulasi yang berlaku di Kenya, perusahaan otomotif yang merakit produk secara lokal di negara itu mendapatkan pembebasan bea impor sebesar 25 persen. Bea masuk ini selama ini dikenakan pada kendaraan impor yang diimpor utuh. Insentif ini memberi ruang bagi perusahaan perakit kendaraan untuk memproduksi kendaraan dengan harga lebih murah di Kenya.

“Tarif impor kami lebih rendah untuk kendaraan yang dirakit knock down.  Kami bisa menciptakan lapangan kerja dan kami secara positif memberi moral positif kepada karyawan dan pelanggan dengan merakit Isuzu D-Max secara lokal,” kata Rita Kavashe, dari Isuzu Afrika Timur dalam sebuah pernyataan resminya.

Isuzu D-Max Double Cab dijual cukup tinggi di Afrika Timur. Isuzu berusaha keras menurunkan harga jual ini demi mempertahankan dan mendapatkan pangsa pasar di segmen kendaraan pikap yang semakin kompetitif.

Pesaing utamanya, Toyota, juga telah mengumumkan rencana untuk memulai produksi secara lokal model pikap Hilux yang populer. Isuzu Afrika Timur selama ini hanya fokus merakit truk dan bus di Kenya, setelah sebelumnya mengimpornya dari Afrika Selatan.

Kenya merusak industri perakitan lokal otomotifnya sendiri, yang sempat berkembang pesat pada 1990-an karena menerbitkan kebijakan yang mendorong impor kendaraan bekas. Kini Pemerintah Kenya berusaha menarik kembali produsen otomotif mendirikan perakitan lokal, demi membantu menciptakan lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Produsen mobil asal Prancis, Peugeot dan Volkswagen dari Jerman, baru-baru ini memulai kembali perakitan mobil secara lokal di Kenya, bergabung dengan merek lain yang telah merakit lokal kendaraannya di negara ini seperti Toyota, Nissan dan Mitsubishi.

Data resmi menyebutkan, total kendaraan yang dirakit lokal sejak Januari sampai Oktober tahun 2019 lalu, meningkat 30 persen menjadi 6.370 unit.

Namun, penjualan kendaraan baru di Kenya masih kalah oleh impor kendaraan bekas yang mencapai 80.000 unit setiap tahunnya. Mobil-mobil bekas ini diimpor dari Jepang atau Timur Tengah.