Keitora? Apanya Kei Kar?

Keitora? Apanya Kei Kar?
Mereka sepupuan kok, yang satu angkut penumpang lalu satunya lagi angkut barang
 

Jepang memang salah satu kampiun teknologi tepat guna, termasuk untuk bidang otomotif. Salah satunya lewat produk yang kemudian berjuluk “Keitora”, jika dirunut dari kata ‘Kei” yang berarti mungi maka bisa ditebak kalau jenis mobil yang satu ini memang kompak dimensinya.

Secara teknis ini merupakan truk atau pikap kecil yang praktis dan umumnya juga tersedia opsi penggerak roda versi penggerak roda belakang atau penggerak empat roda.  Dihadirkan untuk memenuhi regulasi soal “Keijidosha” alias kendaraan ringan di Jepang.

Regulasi ini bukan hal yang baru sebenarnya, karena embrionya sudah muncul sejak era berakhirnya Perang Dunia II atau tepatnya di tahun 1949. Nah, kalau pernah lihat kendaraan beroda tiga alias bemo bernama asli Daihatsu Midget MP maka itulah salah satu produk awal dari kebijakan ini.

Di Indonesia, jika masih bisa menyimak dari dekat yang namanya Daihatsu Hijet, Suzuki ‘Truntung’ ST20, Mitsubishi Minicab, atau bahkan Honda TN360 maka itulah barisan produk yang masih ‘masuk’ katagori Keitaro.  

Produk terakhir yang sempat beredar di Tanah Air di klasemen Keitaro sebelum diabsenkan kembali, adalah Daihatsu Himax. Walau untuk versi Indonesia menggunakan mesin 1.0 liter alias lebih besar dari versi Kei car Jepang yang hanya dibatasi sampai 660cc saja.

Nah, di Jepang sendiri pada tahun 1998 muncul regulasi yang menegaskan bahwa kendaraan angkut ringan ini wajib paling panjang di angka 3,4 meter, lebar maksimum 1,48 meter dan tinggi maksimum 2 meter, dan kapasitas mesinnya paling besar 660 cc. Beratnya tidak boleh lebih dari 700 kilogram, serta kecepatan laju maksimalnya 120 km/jam.

Pembatasan tersebut memang khusus diperuntukkan kebutuhan angkut barang di wilayah pedesaan atau lokasi terpencil di Jepang yang tidak mungkin dimasuki kendaraan yang lebih besar lagi. Sementara kebutuhan angkut barang di lokasi seperti juga tidak bisa lagi memakai tenaga manusia ataupun hewan.

Petani-petani yang punya lahan kecil, pebisnis mikro, sampai perusahaan logistik yang punya jaringan di daerah kecil adalah konsumen utama mobil-mobil yang masuk golong Keitora. Apalagi daya angkutnya termasuk lumayan, umumnya tidak lebih dari 350 kilogram.