Suzuki Carry 1000, Si Legenda Pikap Bermesin Seliter

Suzuki Carry 1000, Si Legenda Pikap Bermesin Seliter
Carry 1000 hadir selama 22 tahun dan mengandalkan mesin 'bandel' tipe F10A berkapasitas seliter (1.000 cc) yang legendaris dan banyak digunakan pada produk Suzuki lainnya.
 

Boleh dikatakan bahwa sosok yang satu ini merupakan salah satu  kisah sukses Suzuki di Indonesia, di mana secara penjualan produk ini jadi tulang punggung Suzuki Indonesia selama bertahun-tahun. Nama aslinya adalah Carry ST100 namun lebih akrab disebut sebagai Carry 1000 di kuping lokal.

Kiprahnya mulai pada 1984, menggantikan posisi ST80 'Trungtung' bermesin dua langkah, yang berjasa membuka segmen pikap bagi Suzuki di Indonesia. Nama 'Bagong' disematkan pada kendaraan ini lantaran sepasang lampu bundar besar dan 'gril' melintang di tampilan depannya.

Suzuki ST100 memakai mesin F10A yang sebelumnya sudah dikenal kebandelannya sejak Jimny SJ410 dijajakan pada 1982, hal ini menjadi salah satu komoditi iklan yang membuat Carry 1000 diterima dengan baik di pasaran Indonesia.

Mesin 4 silinder, OHC berkapasitas 970 cc ini, mampu menggelontorkan daya 44 hp/5.300 rpm dan torsi 75Nm/3.200 rpm. Tenaga dan toris ini disalurkan melalui transmisi full synchromesh 4 percepatan, yang lantas putarannya diteruskan ke gardan belakang.

Alhasil, performa Carry 1000 pun cukup memuaskan dan boleh dikatakan bahwa merupakan yang terbaik di jamannya. Meski torsi puncaknya tergolong di bawah rival yang juga di kategori 1.000 cc, namun berjumlah 3 silinder. Tetapi, dengan jumlah silinder yang jamak ini, justru memberikan keunggulan, yaitu minim getaran dan konsumsi bahan bakar yang hemat. Ditambah, mesin F10A tergolong mesin yang minim perawatan. 

Dari segi suspensi, Carry menggunakan suspensi McPherson pada bagian depan dan per daun di bagian belakang. Generasi awal ini menggunakan rem tromol pada bagian depan dan belakang tanpa booster rem.

Carry 1000 'Bagong'

Tak hanya laris manis sebagai kendaraan pikap, versi minibus Carry 1000 pun banyak diminati oleh kalangan karoseri seperti Adi Putro, Tugas Anda, Gadjahmada dan lain sebagainya.

Pada 1986, Suzuki mengupgrade sistem rem dengan menambahkan booster, selain itu opsi yang varian lebih mewah pun hadir dengan lampu berbentuk trapesium yang dijual berdampingan dengan Carry Bagong. Hanya saja model model lampu trapesium ini hanya bertahan 6 bula, karena kurangnya peminat. Varian ini sebagian besar digunakan sebagai bahan karoseri minibus.

Carry Trapesium, sepi peminat dan kebanyakan untuk minibus

Tepat pada 1988, perubahan besar muncul dengan hadirnya perubahan desain pada bagian interior dan eksterior. Model baru yang diberi nama Suzuki Carry Extra, ini menggunakan lampu kotak dan desain bumper baru, sedangkan pada bagian interior nampak desain baru pada dasbor plus hadirnya tachometer sebagai standar.

Selain itu, kabin dibuat lebih lega, sehingga kaki penumpang dapat lebih 'selonjoran', ketimbang pada Carry 'Bagong'.  Pembaruan lain, yaitu menggunakan rem cakram berventilasi pada roda depan.

Namun, sumber penggeraknya, masih tetap mengandalkan F10A, dengan hasil output yang direvisi menjadi 47hp dan torsi 76 Nm. Begitu pula dengan penyalur daya mesinnya, transmisi manual 5 percepatan menjadi andalan.

Perubahan terbesar hadir pada 2005 dengan menggunakan sistem injeksi elektronik multi-point buatan Bosch, yang menggantikan sistem karburator. Selain memiliki emisi gas buang lebih baik, mesin ini pun lebih bertenaga, menjadi 50 hp dan torsi 78 Nm.

Setelah 22 tahun berkiprah,  atau hanya setahun mesin lebih segar yang menggunakan sistem injeksi, Suzuki Carry 1000 harus dipurnatugaskan.

Dengan dihapusnya Carry 1000, maka berakhir pula kiprah mesin F10A di Indonesia. Salah satu yang membuat mesin ini cukup digemari di Indonesia, selain sparepart melimpah, murah meriah dan satu lagi, mesin ini punya desain unik pada kepala silindernya, apabila timing belt putus, tak perlu khawatir klep akan bengkok terhantam piston.

Sampai saat ini Carry 100 masih dianggap sebagai salah satu pikap yang dapat diandalkan dan masih nampak berkeliaran menunaikan tugasnya sebagai pengangkut barang.