Tahun 2025: Bus Listrik Sudah Bisa Beroperasi Di Bali

27 June 2024
Erie W. Adji
 
Tahun 2025: Bus Listrik Sudah Bisa Beroperasi Di Bali
 

Sebagai salah satu daerah tujuan utama pariwisata di Indonesia, Bali punya masalah soal potensi kemacetan yang semakin berat. Sebagai solusi, salah satunya, dipilih peningkatan kapasitas angkut moda transportasi massal.

Lebih rinci lagi, opsi kendaraan listrik juga intensif dipelajari seksama kemungkinan penerapannya. dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali di Denpasar sudah mengantongi gambaran mengenai rute angkutan bus listrik (eBRT) setelah dilakukan pra studi kelayakan.

“Pada 2025 dia (bus listrik) harus berjalan, hanya ada dua koridor, ini dari lintas utara-selatan itu kawasan Ubung-Bandara Ngurah Rai nanti lewat kota, kemudian timur-barat dari kawasan Sanur Matahari Terbit ke Kerobokan Seminyak,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali, IGW Samsi Gunarta, pekan ini (25/6). Seperti dikutip dari Antara.

Dari dua koridor tersebut Pemprov Bali memetakan rute jalan yang dilalui, dimana mereka akan menerapkan intelligent transport system (ITS) atau teknologi pintar yang dapat memberi kepastian waktu tempuh dan ketibaan eBRT di halte.

Samsi menyebut untuk itu Dishub Bali bekerja sama dengan Dinas PUPRKim Bali menyiapkan jalur khusus dan jalur prioritas, sehingga bus tidak terhalang kendaraan pribadi dan memiliki kecepatan rata-rata di jalan.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRKim Bali, Dewa Ayu Puspa Dewi, juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya sudah mengidentifikasi setiap rute yang dilalui sesuai hasil pra studi kelayakan.

Ia mengatakan ruas jalan yang lebar memungkinkan untuk dibuatkan jalur khusus eBRT, sementara jalan sempit berpotensi dijadikan jalur prioritas yaitu jalan yang hanya dapat dilalui bus listrik atau setidaknya bercampur dengan kendaraan pribadi namun tanpa menghalangi pergerakan bus.

“Kami identifikasi koridor yang sudah dikeluarkan dari hasil pra studi kelayakan ternyata banyak yang mengalami kendala terutama dari sisi ketersediaan badan jalannya, ada yang bahkan lebarnya hanya 4 meter sehingga untuk bisa menyiapkan jalur khusus itu tidak mungkin,” ujarnya menjelaskan.

Dinas PUPRKim Bali kemudian menjabarkan sejumlah ruas jalan yang sedang dipelajari intensif untuk bisa dilalui bus listrik tersebut beserta potensi ruas jalan untuk dibuatkan jalur khusus bus listrik.

Jalur-jalur tersebut antara lain;  

  • Koridor Utara-Selatan:  jalan Cokroaminoto, jalan Setia Budi, jalan Imam Bonjol, jalan Raya Kuta, jalan Setia Budi, sampai jalan Jimbaran Uluwatu.
  • Koridor Timur-Barat: jalan Raya Kerobokan, jalan Sunset Road, jalan Teuku Umar Barat, jalan Yos Sudarso, jalan Bypass Ngurah Rai, dan juga jalan Matahari Terbit (Sunset Road).

Lebih lanjut konsep angkutan cepat bus listrik itu akan terhubung dengan intelligent transport system (ITS) dan mulai beroperasi 2025. “Sudah berproses tahun ini, 2025 dia harus berjalan, ini dua koridor dari lintas utara-selatan kawasan Ubung-Bandara Ngurah Rai lewat kota, kemudian timur-barat dari kawasan Sanur ke Seminyak,” kata Samsi lagi.

Dalam kegiatan penyusunan kerangka kerja dan peta jalan pembangunan ITS pada bus listrik di Denpasar, Bali Selasa, Samsi menyebutkan salah satu keunggulan teknologi pintar ini dapat memberi kepastian ke calon pengguna bus perihal waktu tempuh dan jam-jam kedatangan angkutan.

Namun, untuk dapat menerapkan teknologi pintar ini, Dishub Bali perlu bekerja sama dengan Dinas PUPR dalam hal penyiapan infrastruktur jalan.

Menurut Samsi, untuk memastikan ketepatan waktu dan kecepatan eBRT, kendaraan tersebut tidak boleh mendapat halangan di jalan sehingga diperlukan jalur khusus dan jalur prioritas.

Saat ini telah diperoleh data guna dikaji lebih lanjut untuk memastikan jalur-jalur untuk bus listrik itu bisa dibangun secara khusus seperti jalur bus TransJakarta atau memanfaatkan median jalan yang sudah ada.  

Baca juga: Shuttle Listrik Toyota Pertama Di Bali

Baca juga: Terminal Mengwi: Terbesar Di Pulau Bali

 

Bagikan

 
 

Berita Terbaru

 

Berita Terkait