Transmilenio Bus BBG Beremisi Euro VI Dan Solusi Cegah Corona

Transmilenio Bus BBG Beremisi Euro VI Dan Solusi Cegah Corona
Masivo Capital selaku pimpinan konsorsium Transmilenio telah menerima 64 bus tipe standar baru. Grup pertama ini adalah bagian dari batch 320 bus yang akan dikirimkan secara bertahap untuk bergabung
 

Armada bus rapid transport (BRT) asal Kolombia, Transmilenio mendapat sokongan armada baru yang lebih ramah lingkungan pada 23 Juni lalu. Bus berbahan bakar gas ini akan beroperasi di wilayah Suba Oriental, Bosa dan Kennedy yang terletak di barat laut dan selatan Bogotá.

Saat ini, Masivo Capital selaku pimpinan konsorsium Transmilenio telah menerima 64 bus tipe standar baru. Grup pertama ini adalah bagian dari batch 320 bus yang akan dikirimkan secara bertahap untuk bergabung dengan armada sistem dari tanggal hingga Oktober 2020.

Unit tersebut berupa bus Scania yang memenuhi aturan emisi Euro VI berkat mesinnya yang ditenagai oleh gas. "Kami telah berkomitmen untuk menurunkan bahan partikel yang disebarkan Transmilenio ke lingkungan sebesar 10 ton. Kami sangat senang dengan pengiriman baru ini dan kami berterima kasih Scania, Busscar, Marcopolo, dan Vanti untuk semua kerjasama mereka" komentar Felipe Ramírez, Manajer Transmilenio.

Bus Scania sesuai dengan model K280CNG yang mampu mengangkut hingga 80 penumpang. Sasis tersebut didukung bodi dari karoseri Busscar Urbanuss Pluss S5 dan Marcopolo Gran Viale BRT.

Bus ini juga memiliki suspensi udara dengan kontrol level elektronik, rem ABS, kontrol traksi, dan semua sistem manajemen armada yang dikembangkan oleh Scania untuk berkontribusi pada operasi yang lebih efisien dan menguntungkan.

Karena hadir di tengah pandemi corona, bagian dalam memiliki instalasi kompartemen pengemudi untuk melindunginya dari kemungkinan paparan terhadap penularan virus tersebut. Ada juga lower deck untuk memfasilitasi aksesibilitas bagi orang-orang dengan mobilitas terbatas dan kamera keamanan.

Sebagai catatan dahulu, Transmilenio menjadi rujukan bagi pemerintah kota Jakarta dalam membangun sistem bus rapid transport di ibukota Indonesia. Hasilnya, diterapkan pada Transjakarta tahun 2004 dan menjadi sistem BRT pertama di Asia.