Ford Segera ‘Menyerah’ Dengan EV?

Ford Segera ‘Menyerah’ Dengan EV?
Kini memilih untuk fokus mengembangkan mobil hibrida
 

Kuartal pertama 2023, Ford masih mengalami kerugian dari penjualan unit mobil yang bertenaga listrik di pasar Amerika Serikat. Salah satunya disebabkan oleh lesunya penjualan Ford F-150 Lightning, pikap ukuran full size.

Tidak tanggung-tanggung, waktu itu ditaksir nilai kerugiannya, ada di angka 2,1 miliar dolar AS pada 2022 hingga mencapai 3 miliar dolar AS (sekitar Rp 45 triliun) di kuartal pertama 2023. Namun begitu pihak Ford masih tidak serta merta menghentikan produksi maupun pengembangan mobil listrik maupun energi ramah lingkungan lainnya.

Kemudian Ford mengelompokkan produksinya menjadi tiga golongan; Ford Blue (gas/hybrid), Ford Model e (mobil listrik), dan Ford Pro (mobil komersial). Meskipun masih merugi dari penjualan mobil listrik, Ford dikabarkan masih bisa menutup kerugian tersebut dari dua golongan produk yang lain.

Angkanya juga signifikan, 7 miliar dolar AS (sekitar Rp 105 triliun dari Ford Blue, dan tambahan 6 miliar dolar AS (sekitar Rp 9 triliun).

Namun di penutup 2023 dan awal 2024, nampaknya Ford semakin kedodoran menopang kelanjutan produksi hingga penjualan mobil listrik. Diperberat dengan kenaikan yang signifikan atas biaya karyawan sejumlah pabrik Ford yang ada di wilayah Amerika Serikat sendiri. Kondisi ini membuat mobil listrik Ford menjadi melemah tingkat kompetitifnya dibandingkan produk Tesla ataupun pemain mobil listrik lainnya.

Salah satunya dengan menunda rencana pendirian pabrik mobil listriknya di Michigan yang memerlukan investasi sampai 4 miliar dolar AS, sebagaimana diinformasikan oleh Reuters di Oktober 2023.  

Karena beban internal yang tinggi pihak Ford diberitakan harus menanggung kerugian puluhan ribu dolar AS per unit mobil listrik mereka yang terkirim ke dealer.

Walau begitu Ford tidak menutup sama sekali pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Sebuah petunjuka bari bahwa pabrikan yang bermarkas di Dearborn, Michigan, mempertimbangkan untuk menseriusi produksi mobil hibrida.

Asumsi yang sempat dikemukakan tidak rumit sebenarnya. Umumnya pengendara pikap di Amerika Serikat masih memilih bisa mengisi bahan bakar secara fleksibel dibandingkan mencari stasiun isi ulang daya listrik buat mobil mereka. “Kami yakin bahwa mesin pembakaran internal dan teknologi hibrda yang kami kuasai justru akan lebih menjamin kelangsungan produksi dan penjualan yang lebih panjang periodenya,” pungkas Jim Farley, CEO Ford Motor Company.

Baca juga: Mobil Listrik Ford Masih Merugi

Baca juga: Pikap Elektrik Kurang Diminati Di Amerika?