Ramp Check Bus Pariwisata Serentak Di Libur Idul Adha

Ramp Check Bus Pariwisata Serentak Di Libur Idul Adha
Masyarakat tetap diminta ikut pantau lewat aplikasi Mitra Darat dan Spionam
 

Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Barat (Jabar) melakukan pemeriksaan kelaikan operasi (ramp check) bus pariwisata di Kabupaten Sumedang, menjelang libur Hari Raya Idul Adha 1445 H pekan ini (16/6). Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Wibowo, mengatakan petugas telah melakukan ramp check pada sejumlah bus wisata yang berada di destinasi wisata di wilayah Jabar untuk memastikan keselamatan masyarakat yang akan berwisata ke daerah itu.

“Beberapa bus yang sudah kita lakukan pemeriksaan, baik dokumen maupun fisik cukup lengkap, cukup laik jalan,” kata Wibowo di Sumedang, seperti dkutip dari Antara.

Wibowo juga mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) untuk melakukan pegecekan kelaikan bus yang datang ke berbagai tempat wisata di Jawa Barat.

Sejumlah petugas yang merupakan tim gabungan langsung melakukan pengecekan pada beberapa komponen kendaraan yang vital, seperti rem, lampu, roda, dan palu pemecah kaca. "Kita juga ingin pastikan bus ini apakah memang masih berlaku izin jalannya. Pemeriksaan bus penting agar penumpang lebih nyaman dan aman," katanya lebih lanjut.

Sejurus kemudian, ia meminta masyarakat yang ingin menyewa bus untuk memastikan perusahaan otobus tersebut memang terdaftar sesuai dengan penggunaannya atau justru kedaluwarsa.

"Mengabaikan semua aspek keamanan justru bisa merugikan keselamatan. Kita bisa juga cek sendiri lewat aplikasi Spionam atau aplikasi Mitra Darat. Bisa juga langsung meminta bantuan kepolisian atau dinas perhubungan," wanti mantan Kapolres Jakarta Utara itu lagi.

Kepada para pengusaha bus untuk menghilangkan klakson ‘telolet’ yang masih ramai digunakan. Penggunaan klakson ‘telolet’ perlu dihindari pada bus pariwisata karena keberadaannya mengundang bahaya terhadap anak-anak yang memburu suara klakson tersebut di jalanan.

"Untuk klakson seperti itu kita sudah periksa bus yang masuk ke sini tidak ada. Dan harapannya memang tidak ada ini sesuai dengan aturan yang melarangnya," kata Wibowo yang juga pernah menjabat Dirlantas Polda Banten dan Sumatera Utara itu.

Baca juga: Korlantas Polri: Kecelakaan Bisa Tingkatkan Kemiskinan

Baca juga: Masih Banyak Laka Bus, Kemenhub Harus Berbenah

Ajak Pengelola kawasan wisata ikut kampanye keselamatan

Sementara itu di waktu bersamaan, petugas gabungan dari unsur Kepolisian Resor Garut, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Garut, Jawa Barat, juga kembali melakukan razia khusus penggunaan klakson ‘telolet’ pada bus pariwisata karena keberadaannya mengundang bahaya terhadap anak-anak yang memburu suara klakson tersebut di jalanan.

"Pada kesempatan ini Satlantas berkolaborasi keterkaitan tindak lanjut maraknya klakson 'telolet'," kata Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Garut, Iptu Priyo Sambodo, saat operasi pengecekan kendaraan bus di persimpangan Sigobing, Jalan Raya Bandung-Garut, Kabupaten Garut, pekan ini (16/6).

Razia penertiban klakson itu, kata dia, merupakan tindak lanjut dari laporan dan keresahan orang tua dari anak-anak yang selama ini banyak yang turun ke jalan membuat video tayangan bus saat menyalakan klakson ‘telolet’.

"Bus pariwisata datang ke Garut menggunakan 'telolet' ini menjadi keresahan bagi orang tua, yang mana anak setiap ada bus klakson 'telolet', mereka turun ke jalan untuk membuat konten, itu sangat membahayakan," katanya.

Di lokasi yang berbeda, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, di Semarang juga mengajak pengelola kawasan wisata untuk mengingatkan kepada pengunjung soal penting bepergian dengan bus yang laik jalan. Salah satunya saat berada di Saloka Theme Park.

"Saya minta kepada Ibu Kepala Dinas Pariwisata dan General Manager Saloka Theme Park untuk menginformasikan ini kepada rombongan-rombongan, adalah tugas bersama antara regulator dan pengelola wisata, untuk mengedukasi masyarakat agar saat datang ke tempat wisata menggunakan bus yang sudah di ramp check dan memiliki pengemudi yang baik. Karena menggunakan bus yang terpercaya dan pengemudi yang memiliki kapabilitas, biayanya tidak terlalu mahal,” ujar Budi Karya Sumadi, di Tuntang, Semarang, Jawa Tengah, pekan ini (16/6).

Baca juga: Mengapa Uji KIR Perlu Dilakukan Rutin?

Baca juga: Kemenhub: Masyarakat Berhak Menolak Bus Yang Tidak Lain Jalan