IPOMI: Selama Pemerintahan Jokowi Banyak Kaum Intelek Naik Bus

IPOMI: Selama Pemerintahan Jokowi Banyak Kaum Intelek Naik Bus
Interkoneksi jaringan jalan tol banyak punya peran
 

Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lestari Adnan, merespon positif kinerja pemerintahan Joko Widodo selama 10 tahun ini yang giat dalam membangun infrastruktur jalan di Indonesia sehingga meningkatkan penggunaan bus sebagai teman perjalanan.

“Kalau bicara infrastruktur kita harus akui, 5 sampai dengan 10 tahun belakangan ini kan, pertumbuhan infrastruktur semakin terkoneksi di berbagai daerah dan semakin masif serta juga terkoneksi,” kata Kurnia Lestari Adnan, seperti dikutip dari Antara (16/8).

Hal itu terjadi dengan semakin masifnya pembangunan infrastruktur jalan yang memadai di berbagai kota, keberalihan dalam memilih perjalanan ke luar kota menggunakan bus kian terasa sejak pembangunan tersebut digencarkan.

Tidak heran para konsumen mendapatkan waktu sampai yang kian semakin cepat dan para pengemudi juga semakin nyaman berkat kondisi jalan yang semakin mumpuni.

Sani, begitu ia biasa dipanggil, juga menerangkan bahwa kini dicontohkan seperti perjalanan dari Jakarta menuju Jawa Tengah, yang dahulu bisa menempuh waktu hingga lebih dari 15 jam, kini hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 jam saja.

Sehingga, menurut pendapat Sani, peralihan para penumpang kereta api dan juga pesawat banyak yang mempercayakan perjalanan mereka dengan menggunakan armada bus yang tersedia saat ini. “Kami (para operator bus, Red) berevolusi karena infrastruktur yang baik. Dulu, kami harus melalui kondisi jalan yang tidak stabil, macet dan juga pasar-pasar. Sehingga, perjalanan semakin lama,” ujarnya menegaskan.

“Bahkan, dulu Jakarta ke Jawa Tengah paling cepat itu 15 jam-20 jam (Solo, Wonogiri dan sekitarnya), Jakarta-Surabaya bisa lebih dari 24 jam, sekarang Jakarta-Jateng cuma butuh 10 jam paling lama, Surabaya 15 jam paling lama,” tambah pria yang juga Ketua Bidang Angkutan Penumpang dalam kepengurusan DPP Organda itu.

Sejurus kemudian diterangkan lagi oleh Sani, berdasarkan pengamatan para operator, kini segmentasi penumpang bus tidak lagi didominasi calon penumpang kelas bawah dan menengah, segmen penumpang yang biasanya  naik pesawat terbang juga semakin banyak yang memilih bepergian dengan bus.

Tidak mengherankan juga kalau banyak operator yang menyodorkan bus dengan standar fasilitas kelas premium.“Fakta yang mengagetkan kami itu, level kaum intelek banyak yang menggunakan kereta dan airlines kini beralih ke bus,” ungkapnya.

Kabin bus kelas premium banyak diminati calon penumpang segmen atas

 

Momentum pembangunan infrastruktru perlu terus dijaga

Sani juga mengharapkan di masa pemerintahan baru nanti, kegiatan ini dapat terus dilakukan karena memberikan manfaat yang cukup baik di banyak sektor dan bidang usaha lainnya.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dalam pidato kenegaraan tahunan menyebutkan telah berbenah dengan membangun 366 ribu kilometer jalan desa, sepanjang 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.

Sehingga, kinerja yang dilakukannya selama 10 tahun ini dapat menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2023.

Menanggapi hal itu, Sani menjelaskan lagi bahwa setidaknya tiga manfaat besar bagi operator bus dengan adanya pembangunan infrastruktur dalam satu dekade terakhir. “Kami sebagai pelaku usaha juga mendapatkan manfaat seperti efisiensi waktu, bahan bakar, serta penggunaan spare-part seperti kaki-kaki ban dan lainnya.”

Gencarnya pemerintah dalam membangun infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia ini, gairah konsumen yang dulunya enggan menunggangi bus-bus yang disediakan oleh perusahaan, kini kondisinya justru berbalik. “Jumlah konsumen semakin meningkat itu sudah pasti. Kalau kita lihat pertumbuhan dari 2019 kecuali 2020, dari 2019, 2021, 2022 hingga 2024 itu bisa mencapai 60 persen,” jelasnya lebih lanjut.

Peningkatan ini dirasakan oleh mereka karena semakin mudahnya akses menggunakan bus, penataan terminal yang kian memadai serta tidak terlepas dari peran pemerintah dalam membangun jalan-jalan yang dilalui.

“Jadi ini kan sebenarnya banyak saudara kita itu, tinggalnya tidak di kota besar yang tidak dekat dengan airport dan stasiun. Jadi, kalau mereka naik pesawat atau kereta api mereka masih harus melakukan perjalan lagi. Nah, kalau (rute, Red) kami kan melintasi daerah-daerah yang setidaknya sudah dekat dengan tujuan mereka,” pungkas Sani yang juga petinggi PO SAN Transport ini.

Baca juga: Inilah Jumlah Bus Bulan Juli 2024

Baca juga: Naik Sumber Alam Ke Jogja Rp600 Ribuan Sepaket Penginapan

Bus AKDP dan komuter juga banyak terbantu dengan semakin terhubungnya jalan wilayah dengan jalan tol

Makin tingginya konektivitas antar wilayah membuat para operator bus berlomba memberikan layanan terbaiknya