Bus Pariwisata Kecelakaan (Lagi) Di Tol Cipali

Bus Pariwisata Kecelakaan (Lagi) Di Tol Cipali
Karena pramudi 'panas' akibat hasutan penumpang?
 

Bus pariwisata, untuk kesekian kalinya, terlibat kecelakaan di tol Cipali. Dua orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Insiden maut itu terjadi di Tol Cipali Km 89 B tepatnya di Desa Sawangan, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Subang pada Sabtu (17/8) pukul 23.00 WIB.

Bus pariwisata bernopol E 7508 YD terguling, diduga pramudi tidak bisa mengendalian laju bus.

"Betul telah terjadi kecelakaan di tol Cipali jalur B kilometer 89 dari arah Palimanan menuju Jakarta. Kendaraan yang terlibat yaitu bus pariwisata terguling," ujar AKP Anang Suryana, Kanit PJR Tol Cipali, seperti dikutip dari detikJabar (18/8).

Anang menjelaskan lagi, kecelakaan berawal dari bus yang ditumpangi oleh 15 orang termasuk awak bus melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta. Setiba di lokasi kejadian, diduga sopir hilang kendali kemudian menabrak truk yang ada di depannya.

"Diduga sopir atas nama Komarudin, kurang antisipasi, kendaraan oleng ke kanan menabrak truk kemudian menabrak MCB dan pembatasan jalan dan terguling," kata Anang.

Dalam kecelakaan tersebut, dua orang meninggal dunia. Satu orang atas nama Falah Ahkul Ahyar (11) warga Kuningan, tewas di lokasi kejadian. Sedangkan Muhammad Jibril Nur Fauzan (23) tewas saat dalam perawatan tim medis.

"Anggota PJR Cipali sigap dan tanggap dipimpin AKP Anang selaku Kanit Cipali melakukan evakuasi korban dan kendaraan. Korban meninggal satu orang di TKP, dan 11 orang luka termasuk luka berat. Informasi satu orang meninggal di rumah sakit," jelasnya lagi.

Ada 10 orang korban luka berat dan ringan dirawat di IGD Rumah Sakit Abdul Radjak Purwakarta, dan dua korban tewas sudah berada di kamar jenazah. Petugas dari unit laka lantas Polres Subang tengah melakukan pemeriksaan saksi.

Ano Sukarno, salah satu korban luka menjelaskan, ia yang merupakan anggota dari komunitas bus mania hendak berwisata ke Pantai Anyer di Banten dan akan menjemput rekannya di wilayah Jakarta. "Dari Cirebon sama Kuningan, berangkat dari kuningan mau ke Banten, wisata pantai anyer, masih ada penumpang di jakarta. Mungkin karena gagal nyelip atau kagok (kemudian, Red) nabrak truk, sopir banting stir nabrak pembatas jalan, terguling," ucapnya yang ditemui di IGD rumah sakit itu.

Para korban sudah di evakuasi ke RS Abdul Radjak Purwakarta dan bangkai kendaraan di bawa ke pool di Kalijati, Subang. Kasus kecelakaan ini sudah dalam penanganan unit laka lantas Polres Subang.

Baca juga: Hasil Pemeriksaan Dithubdar, Separuh Bus Pariwisata Tidak Laik Jalan

Baca juga: Kelangkaan Pengemudi Bus Sudah Di Tahap ‘Meresahkan’

Karena mengejar bus PO Haryanto?

Jika menilik dari sejumlah informasi yang beredar di saluran X (twitter), sempat tertangkap bahwa bus nahas itu sempat melaju kencang sebelum akhirnya kehilangan kendali.

Hal itu tentu sangat disayangkan, mengingat di tengah kondisi dimana ‘mengompori’ pramudi sudah dianggap ketinggalan zaman ternyata masih ada pramudi yang tidak bisa menahan diri saat mengemudi.

Kecelakaan di Km. 89 B tol Cipali itu bak mengingatkan lagi atas ‘keresahan’ disampaikan oleh Kurnia Lesani Adnan, Ketua Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda beberapa waktu lalu (18/7).

Pria yang juga petinggi dari PO San Transport itu mengemukakan,  untuk mengemudikan bus dengan ‘baik dan benar’ butuh treatment yang berbeda. “Hari ini pengemudi (bus, Red) dibentuk oleh ‘alam’, lahir dari pengalaman,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela ajang GIIAS 2024.

Sempat tertangkap 'hasutan' dari penumpang bus pariwisata untuk mengejar bus lainnya sebelum kecelakaan tunggal terjadi

 

Dilanjutkan lagi olehnya, bahwa jika melihat dari sisi fisik dan juga keterampilan, saat ini lebih banyak jumlah sopir dibandingkan pengemudi atau pramudi. Tanpa bermaksud menyindir, pria yag akrab dipanggil Sani itu menyebutkan bahwa pramudi yang profesional serta punya pembekalan khusus akan lebih bisa memikirkan soal keselamatan berkendara dan juga penumpang.

“Kalau dari sisi pemahaman seorang sopir saja, seringkali mudah mengabaikan hal-hal yang penting, misalnya soal kelelahan,” jabarnya lagi.

Baca juga: Kecelakaan Bus Tabrak Belakang, Umumnya Karena Driver Merasa ‘Jago Nyetir’…

Baca juga: MTI: Regulasi Untuk Sopir Perlu Dibuat Segera