Apa Bedanya Jaklingko dan Mikrotrans?

Apa Bedanya Jaklingko dan Mikrotrans?
Sebuah ekosistem transportasi massal di Jakarta
 

Puluhan tahun lalu, saah satu moda tranpsortasi penumpang massal di wilayah Jakarta ada yang bernama Bemo. Terlepas dari model atau mereknya, jenis angkutan penumpang ini memang melayani mobilisasi penumpang dari dan menuju wilayah pemukiman.

Rute awal dan akhirnya adalah terminal atau halte, jumlah penumpang yang bisa diangkut tak lebih dari belasan orang. Dari titik terakhir atau halte yang dilewati penumpang bisa memanfaatkan moda trampsortasi yang lebih besar dimensinya seperti bus besar atau sering disebut bus kota.

Bisa juga menaiki bus ukuran sedang yang dulu bertaburan namanya seperti Metro Mini, Kopaja, Koantas Bima (bus sekolah), dan juga Kopami.

Pada perkebangannya, Bemo itu kemudian berkembang menjadi Angkot dan juga Mikrolet, yang merupakan evolusi dari ‘Oplet’.

Nah, pada tahun 2018 muncul inisiatif dari, waktu itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta  melansir moda transportasi bernama JakLingko yang sejatinya merubah pola operasional serta lebih mengintegrasikan jenis transportasi massal ‘angkot’ agar lebih tertata dengan standar pelayanan seragam sekaligus lebih mutakhir.

Nama Jaklingko sendiri kemudian seperti ‘tersamar’ dengan munculnya nama Mikrotrans yang tersemat di bodi barisan minibus itu.

Dari laman Jakarta Smart City, Mikrotrans merupakan salah satu moda transportasi dari JakLingko.

Ya, JakLingko merupakan sistem transportasi terintegrasi di Jakarta dimana secara fisik, layanan, manajemen, dan pembayaran transportasi di Jakarta terhubung atau terintegrasi dengan berbagai jenis angkutan massal lain yang beroperasi serta di bawah koordinasi pemerintah Provinsi Jakarta.

Jenis-jenis transportasi massal yang tergabung di bawah naungan JakLingko dibedakan berdasarkan modelnya; yaitu;

1. Bus

- Tranjakarta

- Metrotrans

- Mikrotrans

2. Berbasis rel

- MRT Jakarta

- LRT Jakarta

Sistem transportasi ala jaring laba-laba

Di luar jenis-jenis transportasi di atas, dalam skema JakLingko juga bisa dilayani pembayaran tarif KRL melalui KUE atau Kartu Uang Elektronik.

Lewat sistem yang sama penumpang yang hendak terhubung dengan ojek daring juga bisa melakukan pemesanan melaui jalur JakLingko.

Hal yang unik nama JakLingko merupakan akronim dari kata Jak atau Jakarta dengan kata Lingko yang secara harfiah merupakan sistem pembagian sawah masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Pembagiannya berbentuk jaring laba-laba, terhubung satu sama lain di titik tengah. Bentuk itulah yang mencerminkan sistem integrasi transportasi di Jakarta, yaitu moda transportasi yang saling terhubung. 

Baca juga: JakLingko Makin Intensifkan Pembayaran Non Tunai

Baca juga: Mikrotrans 24 Jam Sudah Angkut Ribuan Penumpang

Jumlah Mikrotrans tenaga listrik masih jauh dari target