Toyota Ajak Hino Dan Isuzu Garap Truk Listrik Otonom

Toyota Ajak Hino Dan Isuzu Garap Truk Listrik Otonom
Tentu ada alasan kenapa Toyota bergabung dengan bisnis kendaraan niaga bahkan menggandeng dua saingan dalam bisnis kendaraan komersial, Isuzu dan Hino. Apa itu?
 

Belum lama ini Toyota bersama dua produsen mobil niaga asal Jepang, Isuzu dan Hino mengumumkan bahwa kerja sama mereka. Ketiga perusahaan itu sepakat untuk membentuk kemitraan baru dalam kendaraan komersial berteknologi CASE (Connected, Autonomous, Shared & Service, Electric).

Perusahaan tersebut dibangun untuk menggabungkan teknologi CASE Toyota dengan platform kendaraan komersial yang dikembangkan oleh Isuzu dan Hino. Sehingga mereka dapat mempercepat penerapan dan penyebaran teknologi dan layanan CASE di masyarakat.

Tentu ada alasan kenapa Toyota bergabung dengan bisnis kendaraan niaga bahkan menggandeng dua saingan dalam bisnis kendaraan komersial, Isuzu dan Hino.

Dalam pernyataan resminya salah satu alasan Toyota mengajak Hino dan Isuzu bekerja sama adalah pangsa pasar keduanya yang besar. "Kami akan mampu menghadapi 80 persen pelanggan kendaraan komersial Jepang," kata Akio Toyoda, CEO Toyota Motor Corp.

Sementara bagi Hino Motors, teknologi ini dirasa mampu menyelesaikan serangkaian masalah. "Salah satu masalahnya adalah kekurangan pengemudi. Alasannya adalah tidak ada yang mau mengambil pekerjaan itu," kata Hino President, Yoshio Shimo.

Menurutnya dengan CASE, perusahaan dapat berkoordinasi satu sama lain secara terhubung. Sehingga perusahaan dapat mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi angkutan. Kemitraan ini juga akan memungkinkan semakin banyak operator untuk mengadopsi truk listrik.

Dari kubu Isuzu, President, Masanori Katayama menyebutkan jika sebagai produsen kendaraan komersial, pihaknya merasa harus memenuhi tanggung jawab untuk segala masalah saat ini seperti persoalan energi, transportasi dan manufaktur.

"Saya terus berpikir untuk mengambil setiap kesempatan untuk berinovasi. Kemitraan Isuzu dengan Cummins dan Volvo Group adalah upaya yang kami memenuhi hal tersebut," katanya.

Mengenai kemitraan dengan rival mereka, Isuzu pun sadar. Namun keinginan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat lebih besar dari sekadar kompetisi.

"Tentu saja, Hino adalah saingan terbesar dan kami bertarung dengan mereka setiap hari di seluruh dunia. Itu tidak akan pernah berubah. Namun, akar persaingan kami adalah keinginan bersama untuk meningkatkan logistik dan masyarakat. Kami menyimpulkan bahwa jika ketiga perusahaan kami bekerja sama, kami akan dapat berinovasi," urainya.