Lagi-Lagi Sopir Bus Ceroboh, Nyawa Penumpang Melayang

Lagi-Lagi Sopir Bus Ceroboh, Nyawa Penumpang Melayang
Kejadian masih di seputaran tol Trans Jawa
 

Beruntun sudah tiga kali kejadian fatal yang melibatkan bus di jalur Trans Jawa di bulan Januari ini. Belum sepekan bus pariwisata Pratama Putra yang mengalami kecelakaan yang merengut nyawa penumpangnya di ruas tol Trans Jawa daerah Ngawi  (18/1), sebelumnya juga ada kejadian bus Restu juga di wilayah yang tak berjauhan yang merenggut nyawa penumpangnya (3/1).

Di akhir pekan ini (21/1) bus Shantika mengalami kecelakaan fatal yang membuat dua nyawa penumpangnya harus hilang sia-sia. Sebagiamana dilansir Antara, pihak Kepolisian masih menyelidiki kecelakaan tersebut yang terjadi di KM 320 Tol Pemalang-Batang di Ampelgading, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. Stefanus Satake Bayu Setianto membenarkan kejadian naas yang menimpa Bus Shantika dengan nomor polisi K 1736 CB. "Korban meninggal dua orang, masih dalam pendataan," kata Satake Bayu.

Menurut dia, kecelakaan tunggal tersebut bermula ketika bus melaju dari arah barat ke timur. Saat melintas di lokasi, pengemudi bus diduga tidak fokus saat mengemudikan kendaraan. "Bus oleng ke kiri dan membentur pagar pembatas jalan," jelasnya.

Nahs, bus kemudian terperosok ke bagian bawah jalan tol atau jalan pedesaan dalam posisi terguling. Titik jatuh bus memang sebuah ‘jembatan’.

Diterangkan lagi oleh Satake Bayu, dalam manifes tercatat bus tersebut mengangkut 20 penumpang, ada seorang sopir serta seorang sopir cadangan, dan satu orang kru.

Korban meninggal dan terluka dibawa ke RSU Comal Baru Ampelgading di Pemalang. Petugas masih melakukan evakuasi terhadap badan bus serta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui penyebab kecelakaan.

Kejadian ini bak mengingatkan lagi bahwa masih banyak pengemudi bus yang ternyata tidak terampil dalam mengemudi. Bak mengingatkan uraian dari Catur Wibowo dari DSTC Defensive & Safety Driving Consulting (16/12). Pria penggiat defensive driving asal Bandung ini menyebutkan bahwa  banyak kesalahan-kesalahan awal yang dilakukan driver yaitu ada unsur melanggar batas kecepatan kendaraan.

Sadar serta konsisten dalam mengatur laju kendaraan dalam batas aman dalam diyakini Catur yang juga pelaku kegiatan offroad ini setidaknya bisa mengurangi potensi tidak akuratnya cara mengemudi dari sopir.

Perihal ‘jam terbang’ yang ternyata kerap jadi alasan banyak pengemudi bus tidak peduli soal berkendara aman dan nyaman menurut Catur jadi bukti masih minimnya kinerja mengemudi yang baik. “…dilihat dari attitude dan skill assasement, pengalaman bisa menjadi point tambahan, tapi bukan jadi kunci utama,” tegasnya.

Ia mengingatkan juga bahwa secara berkala pengemudi bus sebaiknya diverifikasi ulang atas kemampuan berkendara yang baik dan aman. Minimal setahun sekali, paling lama tiga tahun sekali. “Jika dalam periode tersebut ada yang masa ‘gagal’ uji kompentesi maka pengemudi tersebut tidak boleh mengemudi sampai semuanya bisa tahapan pengujian bagi yang bersangkutan bisa lulus semua,” wantinya.

Mengutamakan pelayanan prima, ini merupakan kegiatan ‘ di bawah sadar’ yang merupakan hasil pembekalan yang instensif soal memberikan pelayanan terhadap penumpang. Pelayanan prima tak sekadar memenuhi standar kualitas yang menjadi patokan, namun juga bisa memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan, dalam hal ini penumpang, soal keselamatan tentu saja. 

Baca juga: Banyak Driver Kendaraan Besar Tak Paham Cara Mengemudi...

Baca juga: Lagi, Driver Bus AKAP Kurang Waspada Di Tol Cipali

Bus nahas sebelum kecelakaan di tol Trans Jawa pekan ini (21/1) (FB Haris Putra)

Kondisi bus pasca jatuh dari ketinggian belasan meter di ruas tol Trans Jawa (21/1) (Tribun Jateng)