Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak daerah perkotaan di seluruh Indonesia mengembangkan transportasi umum seperti di Jakarta, untuk mengatasi atau pun mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas.
“Jakarta dapat menjadi contoh daerah lain dalam pengembangan transportasi umum massal perkotaan, dan kota lain harus melakukan itu,” kata Menhub dalam keterangan di Jakarta, pekan ini (10/6). Seperti dikutip dari Antara.
Budi yang juga pernah menjadi Direktur Utama Angkasa Pura II (2015-2016) itu juga mengatakan bahwa Jakarta dapat menjadi contoh pengembangan transportasi umum yang bisa diadopsi oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
Menhub menyampaikan hal tersebut seusai menumpang sebuah bus Transjakarta dari Halte Patra Kuningan dan turun di Halte Ragunan, Jakarta Selatan. Ia bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Risyapudin Nursin, naik dan mengobrol bersama penumpang bus Transjakarta pada akhir pekan lalu (9/6).
Pria yang juga pernah menjadi Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. (2004-2013) itu kemudian memastikan bahwa pelayanan Transjakarta berjalan dengan baik dan mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum massal perkotaan.
Menurutnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan subsidi untuk transportasi umum, termasuk Transjakarta, sehingga memudahkan penumpang, termasuk dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi.
Adanya subsidi dari pemerintah tadi, lanjut Budi, menjadikan tarif bus Transjakarta lebih terjangkau bagi masyarakat.
Sejurus kemudian diceritakannya ketika menumpangi bus Transjakarta, sempat berbincang dengan penumpang dan mereka merasa senang naik bus tersebut dengan tarif Rp3.500. Sedangkan pagi sebelum pukul 07.00 WIB, tarifnya hanya sebesar Rp2.000.
“Oleh karenanya saya mengajak masyarakat, yuk naik angkutan umum massal," lanjut pria yang lahir di kota Palembang itu lagi.
Oleh karena itu Menhub pun mendorong pemerintah daerah lainnya untuk memberikan layanan transportasi umum massal perkotaan, untuk mengurangi pemakaian kendaraan pribadi sehingga dapat menekan angka kemacetan.
Budi mengatakan bahwa Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus memberikan layanan angkutan umum massal perkotaan berbasis jalan, yakni dengan skema pembelian layanan atau Buy The Service dengan nama “Teman Bus” di tahun 2024. “Subsidi Buy The Service yang telah disiapkan sebesar Rp444,70 miliar,” pungkasnya.
Baca juga: Maret 2024, Giliran Kota Bekasi Dimasuki Bus BTS
Baca juga: Subsidi Penumpang TransJakarta dan KRL Jabodetabek Untuk Tambah Bus Perintis