Toyota Bantu Bali Reduksi Emisi

Toyota Bantu Bali Reduksi Emisi
Dilakukan sejumlah program intensif sampai tahun depan
 

Wakil Gubernur Bali, Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si menyebutkan bahwa pembangunan wisata di pulau Bali itu sejatinya merupakan pembagunan wisata yang inklusif berbasis budaya. “Menjaga basis budaya, bagi kami warga pulau Bali, salah satunya menjaga lingkungan, pengurangan emisi dari kendaraan bermotor tentu termasuk di dalamnya, dan mayoritas masalah emisi di Bali adalah dari kendaraan bermotor,” jelasnya (24/8).

Hal tersebut diutarakannya saat kick off program Sustainable Mobility Advancing Real Transformation (SMART) di Ubud pekan ini. Kegiatan yang akan berlangsung sampai enam bulan ke depan itu digerakkan oleh Toyota Mobility Foundation (TMF), Deloitte Future of Mobility Solution Center, serta dukungan dari Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Bali dan Toyota Indonesia.

Ubud menjadi lokasi awal dari kegiatan reduksi emisi tersebut karena soal kemacetan lalu-lintas dan padatnya arus kendaraan ke kecamatan eksotis itu tidak bisa ditunda lagi pengendaliannya. “Spirit dari Ubud adalah harmoni atas lingkungan dan kehidupan manusia, kondisi lalu lintas yang sekarang terjadi tentu akan mendatangkan dampak lebih buruk jika tidak diatasi,” tegas Wakil Gubernur yang juga akrab dipanggil Cok Ace ini.

Hal yang diutarakan Wakil Gubernur, yang juga kelahiran Ubub itu, sejalan dengan program percepatan Zero Emission di Bali tahun 2022-2026. Sekaligus juga program Pembangunan Semesta Berencana Bali. “Pembangunan di Bali tidak hanya untuk soal ekonomi, tetapi juga selaras dengan budaya,” urainya lagi.

Sejalan dengan uraian Cok Ace, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gede Wayan Samsi Gunarta, menjelaskan lebih jauh bahwa ada beberapa lokasi pusat wisata di Bali yang sudah masuk rencana kendali emisi, dan juga arus lalu lintas. “Daerah-daerah seperti Ubud, Nusa Dua, Besakih, Kuta, Sanur punya masalah serupa, kemacetan lalu lintas akibat arus kendaraan yang tidak tertampung di ketersediaan jalan dan kantong parkir, terutama di area wisata,” ungkapnya.

“Langkah-langkah awalnya yang bisa segera direalisasi adalah memaksimalkan moda transportasi publik dan meningkatkan pemakaian kendaraan ramah lingkungan,” kata Samsi. Sejurus kemudian disebutkannya bahwa jalanan di Ubud secara umum merupakan ‘jalan desa’, ada banyak hal yang harus dipertahahankan. “Solusi lain yang sekiranya juga bisa cepat diwujudkan adalah penambahan kantong parker di sekitaran Ubud, tidak hanya bagi wisatawan tetapi juga bagi masyarakat yang bekerja di wilayah Ubud,” ungkapnya.

Berdasarkan pengalamannya, untuk lokasi wisata Mandala Suci Wenara Wana atau yang biasa disebut Ubud Monkey Forest dalam satu hari bisa didatangi 4.000 sampai 6.000 orang.  

 

Wakil Guberbur Bali, Tjokorda Sukawati, menyimak peragaan pemantauan kendaraan komuter untuk program SMART di wilayah Ubud (24/8)

Beragam masalah diatas itulah yang hendak dibantu pihak Toyota Mobility Foundation (TMF)yang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Bali lewat Mobility Advancing Real Transformation (SMART). Dimana kawasan Ubud menjadi langkah awal program. Kegiatan ini mendorong mobilitas berkelanjutan melalui penggunaan solusi transportasi berbasis data dan elektrifikasi secara efisien.

Kegiatan ini akan dilakukan selama enam bulan (September 2023- April 2024). Selama uji coba ini, TMF akan menginvestasikan 1,7 juta dolar AS atau setara Rp 26 miliar untuk melakukan uji coba dua solusi mobilitas di Ubud.

Pertama adalah menjalankan sepuluh unit layanan antar-jemput kendaraan elektrifikasi (xEV) berdasarkan permintaan yang beroperasi di area Ubud Tengah, dengan titik pemberhentian yang lokasinya dalam jarak 10 menit berjalan kaki dari lokasi tujuan wisata utama.

Kemudian, solusi kedua adalah pemasangan sembilan layar digital di sepanjang halte dengan lalu lintas tinggi di dalam Rute Trans Metro Dewata. Layar-layar digital tersebut akan memberikan visualisasi jadwal bus secara actual untuk komuter sehingga memungkinkan kenyamanan yang lebih baik, terutama bila digunakan bersamaan dengan solusi pertama. “Masing-masing lima unit BEV yang nanti akan tersedia di pusat wisata Ubud, akan disediakan smart EV area yang menggunakan aplikasi bisa mencapai atau mendapatkan rute-rute yang hendak dituju. Dan selama enam bulan uji coba akan gratis atau tidak dikenakan biaya,” ucap Pras Ganesh, Executive Program Director TMF.

Saat ini terlah disediakan 10 unit mobil yang tersedia di pusat wisata Ubud sebagaimoda  layanan antar jemput. Lima unit merupakan Toyota Kijang Innova Hybrid dan lima unit van DFSK Gelora-e.

Baca juga : Lampung-Jakarta, DFSK Gelora E Habiskan Ongkos Lima Puluh Ribuan

Baca juga : Adiputro dan Laksana Balapan Bus Setrum