Jepang ‘Menyerah’ Hadapi Gempuran Bus Listrik Cina

Jepang ‘Menyerah’ Hadapi Gempuran Bus Listrik Cina
BYD makin intensif garap proyek bus medium tenaga listrik di Jepang
 

Pekan ini merupakan momentum bersejarah bagi dunia otomotif Jepang dan Cina. Karena pihak pabrikan kendaraan komersial asal Tiongkok yaitu BYD melakukan kesepakatan dengan raksasa institusi keuangan Jepang, Mizuho, di Tokyo (14/11). Bukan main-main yang disepakati, yaitu pengembangan bus ukuran medium bertenaga listrik untuk pasar Jepang.

Pihak BYD yang bermarkas di Shenzhen itu menyodorkan model J7 sebagai tahap awal pengembangan bus listrik di Jepang. Hal ini melanjutkan kontak perdana diantara keduanya pada tahun 2022 untuk pengembangan bus ukuran medium model J6 dan K8 untuk bus ukuran besar. Dua model ini juga bertenaga listrik.

Untuk model J7 sudah bisa dilakukan uji intensifnya pada 1 Januari 2024 dengan target rilis perdana di musim gugur tahun 2025. Kolaborasi ini senilai 36,5 juta Yen atau sekitar Rp 3,7 triliun. Pemakain kode ‘J” adalah penegasan bawah bus ini merupakan produk spesifik untuk pasar “Japan”.

Model J7 sendiri nantinya akan mengadopsi teknologi kendaraan listrik termutakhir. Salah satunya pada pemakaian baterai model "Blade Battery" (192.5kWh) yang mengandung lithium iron phosphate. Baterai jenis ini banyak dikampanyekna sebagai jenis baterai paling ‘ramah lingkungan’, punya durabilitas tertinggi, sekaligus memiliki tingkat keamanan terbaik saat ini.

Pemakaian Blade Battery diklaim lebih ringkas dalam hal dimensi maupun proses instalasinya. Termasuk ada klaim paling mudah dalam hal perawatan. Nantinya akan membuat bus J7 bisa melaju sejauh 250 kilometer. Dan kegiatan isi ulang dayanya memakai pola CHAeMO yang bisa pasok daya sampai 90 kW.

Baca juga: Siapakah KG Mobility Si Pemakai Bodi Jetbus 5 Versi Listrik?

Baca juga: Adiputro dan Laksana Balapan Bus Setrum

Bus J7 punya komposisi dimensi 8990 x 2300 x 3255mm (total panjang x lebar x tinggi). Bisa angkut penumpang sampai 60 orang. Dalam kerjasama ini akan dilakukan sebuah riset lanjutan yang spesifik, performa komponen penggerak daya independen pada setiap roda.

Bus baru ini juga akan memakai platform bernama “e-Platform 3.0”. Padahal secara resmi platform ini secara terpisah akan rilis perdana tahun 2026. Platform, atau secara mudah bisa dianggap sebagai sasis ini, akan menyatukan daya ke enam roda secara langsung.

Diklaim bisa menjadikan bus punya center of gravity sampai 40 persen, naik dari versi sebelumnya yang 18 persen. Selain itu bisa mengurangi setidaknya 9 persen bobot sasis. Kemudian soal kekuatan sasis naik 18 persin.

“Saat ini, produk bus maupun taksi listrik buatan BYD setiap harinya sudah beroperasi di 400 kota di 70 negara seluruh dunia. Tahun 2015 kolaborasi perdana kami dengan pihak partner Jepang kami untuk proyek bus listrik sebanyak lima unit di wilayah Kyoto. Hingga kini di Jepang sudah ada 153 unit kendaraan listrik buatan kami yang beroperasi di Jepang,” ujar Liu Xueliang selaku Liu Xueliang, President and Representative Director of BW D Japan Co., Ltd. usai inagurasi kesepakatan proyek ini dalam siaran pers resminya.

Baca juga: Isuzu Erga EV Concept, Bus Flat Deck Dengan Torsi 960 Nm

Baca juga: Bus Listrik VKTR Sudah Masuk Karoseri Laksana

Karoseri di Indonesia yang sudah bisa menangani sasis bus listrik adalah Laksana dan Adi Putro